Tidak ada yang berbahagia setelah mengakhiri kebahagiaan yang sudah lama terangkai dengan baik.
Dan tidak ada kebahagiaan setelah rasa sakit yang panjang.
Aku selalu menangis, namun tidak pernah ada yang tahu bahwa aku menangis.
Aku ingin menangis di pelukan seseorang, aku ingin berbagi rasa sakit yang aku alami saat ini namun apa itu mungkin untuk saat ini.
Aku merenung saat melihat hujan dan tanpa aku sadari air mata mulai berjatuhan membasahi wajahku.
Aku mengingat sebagian memori saat aku masih bersama dengannya, aku ingin berhenti memikirkannya namun pikiran ini terus merasuki seluruh tubuhku untuk terus mengingatnya, setiap sel dari tubuhku mengenalnya dan masih saja mengenalinya seolah-olah mereka bekerja sama untuk membuatku terus berlarut-larut dalam kesedihan.
"Trung...Trung..." Suara notifikasi
Aku mengecek nya dan ternyata itu dari Chiko yang menanyakan apa aku baik-baik saja, namun aku tak pernah membalasnya.
Saat ada kesempatan untuk jatuh cinta lagi, aku memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan itu karna aku takut terluka kembali, walaupun mungkin aku juga luka bagi orang lain.
Keesokkan harinya aku pergi ke sekolah dan di perjalanan menuju sekolah aku melihat Ichsan sedang mengisi bensin di sebrang sana dan tiba-tiba aku berpikir sesuatu.