Ruang tunggu obgyn di Minggu pagi itu terasa dingin dan steril, didominasi warna putih gading dan aroma antiseptik yang samar. Sangat kontras dengan debat panas dan air mata yang memenuhi kontrakan mereka kurang dari dua belas jam lalu.
Riko duduk dengan gelisah, jemarinya mengetuk-ngetuk sandaran tangan kursi besi. Di sebelahnya, Lena memegang sebuah map pendaftaran, jempolnya mengusap-usap logo rumah sakit berulang kali. Mereka tidak banyak bicara. Ketegangan semalam telah mencair, digantikan oleh kecemasan klinis yang terasa asing.
"Atas nama Ibu Lenata Hardi..."
Nama Lena dipanggil. Mereka berdua serentak berdiri, saling pandang sekilas. Sebuah tatapan yang mengatakan, inilah saatnya.
Dokter perempuan paruh baya yang mereka temui menyambut dengan senyum ramah yang menenangkan. Setelah sesi tanya jawab singkat tentang siklus haid Lena dan riwayat kesehatan mereka, dokter itu menunjuk ke sebuah bilik yang tertutup tirai.
"Baik, Bu Lena, kita periksa dasarnya dulu, ya. Kita USG transvaginal untuk lihat kondisi rahim dan sel telurnya," ujar dokter itu dengan nada profesional yang lembut.
Riko berdiri canggung di sudut ruangan saat Lena berganti pakaian dan berbaring di ranjang pemeriksaan. Ia melihat wajah istrinya menegang. Ini adalah dunia yang sama sekali baru bagi mereka berdua. Riko ingin sekali memegang tangan Lena, tapi ia hanya bisa berdiri terpaku, merasa sedikit tidak berdaya.
Saat pemeriksaan berlangsung, dokter menjelaskan apa yang terlihat di layar monitor. "Rahimnya bersih, Bu, tidak ada kista atau miom yang mengganggu. Ini bagus sekali."
Lena menghela napas lega yang tertahan.
"Sekarang kita lihat ovariumnya, ya..." Dokter itu terdiam sejenak, menggerakkan alat dengan presisi. "Nah, ini dia. Sel telurnya ada. Kualitasnya cukup bagus, terlihat jernih. Tapi jumlahnya memang tidak terlalu berlimpah untuk usia Ibu."
Jantung Lena berdebar sedikit lebih cepat. "Itu... itu masalah, Dok?"
Dokter itu tersenyum. "Bukan masalah besar, tapi artinya kita harus lebih efisien dalam programnya. Tidak bisa terlalu santai. Selain itu, saya sarankan Ibu cek laboratorium untuk kadar Vitamin D dan beberapa hormon dasar, ya."