Setengah Diriku Memeluk

Jessica Laureen.C
Chapter #7

Bab 7

Aku dijemput oleh mobil Toyota dan di sepanjang perjalanan, hatiku semakin bereaksi kencang ketika mau dekat lokasi. Aku bisa melihat banyak orang memakai kemeja biru dan putih sambil berdiskusi satu sama lain. Ada juga orang bule yang merokok. Oh ya. Proyek kali ini memang melibatkan beberapa orang dari Amerika dan pekerja dari Korea. Tendem roller, excavator, dozer pinjam dari Korea dan Amerika membantu mendanai proyek jalan tol ini. Nanti saat bekerja, tentu ada translator yang menemani sampai 24 jam. Katanya sih mereka dibayar cukup mahal. Dalam setahun ini, mereka sudah mencapai pembangunan jalan tol sejauh 30 km dan sekarang berada dekat dengan Gunung Putri. Targetnya tinggal sedikit lagi, yaitu mencapai Cibinong. Mereka sungguh ingin memberikan pemandangan yang bisa memanjakan mata pada para pengemudi. Kapan lagi bisa menikmati pemandangan seperti ini? Begitu pikir mereka.

Cuaca lumayan menusuk, sementara aku memakai kemeja putih tipis.

“Halo, halo Bandung! Selamat datang! Kamu yang namanya Rajacenna ya?”

“Ah, iya. Anda siapa ya?”

“Saya Yusuf Hadiningrat. Mbak Sintia sudah bilang kan ya kalau saya bakal memandu kamu?”

“Ya benar. Salam kenal Pak Yusuf. Tapi sebaiknya bapak jangan menjelaskan dari awal dibangun tahun berapa, saya sudah lumayan mencari tahu. Jadi-”

“Ahh, baiklah. Saya berarti menjelaskan situasi sekarang saja ya. Tapi sebelum itu kamu harus bertemu dulu dengan Pak S. Tenkean, dia Kepala direktorat eksplorasi, survei, dan perencanaan dari Bina Marga. Aku hanya mengenalnya lewat wawancara dengan Kompas, jadi aku penasaran seperti apa wujudnya. Banyak suara bising sepanjang kita berjalan dari alat berat konstruksi. Aku harus terbiasa mendengar suara ini setiap hari.

“Ah, halo. Kamu Rajacenna bukan?”

Aku menjabat tangannya yang lebih besar dariku itu. “Ya, pak itu saya. Salam kenal Pak S. Tenkean. Sungguh suatu kehormatan bisa bergabung dalam tim ini.”  

Lihat selengkapnya