Backstreet

Maria Merianti Boru Malau
Chapter #2

"Aku Wong Jowo"

"Wong Jowo Ora Njawani" pribahasa Jawa yang cukup terkenal tersebut sudah diperkenalkan Bu Wiwik dan Pak Slamet, orangtua Budi sudah sejak dini. Dengan tujuan agar Budi kelak tumbuh menjadi "Orang Jawa" yang seutuhnya. Benar saja, Budi tumbuh dewasa dengan memiliki kepribadian yang sangat "Njawani" [1]. Budi adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adik Budi seorang gadis ABG, bernama Natalia, atau kerap disapa nok[2] Nath. Saat ini adik Budi sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Keguruan (SMK) yang cukup terkenal di Muntilan, sebuah kota kecil di Kabupaten Magelang.

Orangtua Budi merupakan buruh tani di salah satu desa kecil Sewukan yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Budi menempuh pendidikan yang terakhir, di sekolah swasta yang cukup terkenal dan berjarak tidak jauh dari sekolah adiknnya yang sekarang. Ia mengambil jurusan otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan tersebut. Semasa sekolah, ia tergolong siswa yang aktif mengikuti kegiatan sekolah, tidak heran bahwa namanya cukup dikenal di sekolahnya maupun di sekolah-sekolah tetangga. Kendati memiliki kesibukan yang sedemikian rupa, ia juga tetap berprestasi dalam bidang akademik.

Perjuangan Budi selama menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memang tergolong cukup berat. Sebagai anak dari seorang buruh tani, hidupnya memang serba berkekurangan, sangat jauh dari kemewahan. Setiap pagi berangkat ke sekolah, ia harus berangkat pagi-pagi sekali untuk menunggu angkutan umum yang datangnya hanya pada jam-jam tertentu saja. Tidak jarang juga ia harus berjalan jika tidak mendapatkan angkutan umum. Sedangkan pada jam pulang sekolah, Budi selalu pulang dengan berjalan kaki. Uang jajan Budi yang tergolong pas-pasan bahkan juga sering tidak diberi,mengingat pekerjaan orantuanya yang tak pasti penghasilannya mengharuskan ia harus selalu siap sedia apapun yang akan dihadapinya esok hari.

Baginya hidup adalah kejutan. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi esok hari. Kendati demikian di tengah kehidupannya yang serba berkekurangan, ia selalu sabar dan tabah dalam menghadapinya, bagaimana sifat orang Jawa pada umumnya. Usaha dan doa sudah dilakukan Budi beserta keluarganya dengan segenap hati. Dia beserta keluarganya selalu percaya bahwa rezeki memang sudah diatur oleh Tuhan. Satu hal yang selalu membuatnya bersyukur di tengah-tengah kekurangan yang dialami adalah kehidupan di desanya yang selalu diliputi dengan rasa kekeluargaan dan saling berbagi. Meskipun rata-rata warga di desanya hidup dengan serba berkekurangan, namun mereka selalu saling berbagi. Sehingga tidak pernah salah satu warga di desanya sampai benar-benar mengalami kelaparan.

Lihat selengkapnya