Setelah keluarga Budi dan keluarga Sara mencapai kesepakatan untuk berdamai secara kekeluargaan. Budi masih tampak sibuk mengurus motornya yang ditahan di kantor polisi. Tetapi setelah membayar biaya administrasi sebesar lima ratus ribu rupiah, barulah pihak kepolisian menyerahkan motor Budi kembali. Tiga hari kemudian, setelah semua urusan Budi berkaitan dengan kecelakaan maut tersebut selesai.
Merry melaksanakan ujian skripsi. Dengan dibantu Mona Merry mempersiapkan segala perlengkapan ujian skripsinya. Hari ini merupakan hari yang bermakna bagi Merry. Merry sebenarnya ingin sekali Budi menemaninya.
Namun Merry tak berani berharap lebih. Mengingat yang baru saja dialami Budi kekasihnya. Bukannya sekali dua kali saja dikatakan Merry keinginannya agar Budi menemaninya. Tetapi sejumlah itu juga, Budi kekasihnya selalu menolaknya dengan lembut.
Namun tiba-tiba yang tanpa di duga. Hari dimana Merry akan ujian skripsi, Budi muncul dengan diantarkan temannya. Budi mulai menghampiri Merry dan menyapanya dengan lembut :
“Gimana sayang, persiapannya sudah semua?” tanya Budi mengawali percakapan waktu itu
“Loh kamu?? Kok datang katanya gak berani??tanya Merry merasa heran
“iya nih tadi diantar teman, tapi aku gak bisa lama-lama ya yang gak enak sama teman.”
“udah siap semua kok sayang. Jawab Merry. oke sayang gak papa kalau gak bisa nemenin lama.” Lanjut Merry