Backstreet

Maria Merianti Boru Malau
Chapter #20

20

Minggu, Empat belas Mei tahun dua ribu dua puluh merupakan hari ulang tahun Merry yang ke dua puluh tujuh tahun.

Merry dihadapkan kembali di penghujung Minggu. Kali ini perasaan Merry lebih bersemangat dibanding akhir pekan yang sebelumnya. Seperti biasanya Merry memesan tiket kereta api dari Solo menuju Yogyakarta. Hari esok tepatnya hari Minggu menjadi peringatan hari lahirnya Merry. Itulah yang menjadi alasan mengapa wajah Merry tampak berbinar sepanjang hari.

Merry membayangkan banyak hal yang indah-indah. Tidak hanya bermanja-manja ria dengan Budi kekasihnya namun juga dengan ketiga sahabatnya. UIOleh sebab itu ketika masih berada di dalam kereta api Merry mengirimkan pesan mesra kepada Budi kekasihnya tersebut untuk menjemputnya di stasiun. Seperti biasanya, Budi tak pernah menolak apapun permintaan Merry. Begitulah perangai Budi sang pemuda desa yang selalu mencintai dan memanjakan kekasihnya tersebut. Selain itu Budi juga seorang pemuda yang polos dan baik adanya. Kala itu Merry sengaja tak menghubungi keluarganya agar menjemputnya. Menjalani hubungan backstreet selalu membuat Merry berusaha menjauhkan Budi dari keluarganya. Bukannya tak sayang. Namun Merry tak ingin terjadi perang dingin antara kekasihnya dan keluarganya tersebut.

Nyatanya pernah suatu waktu Budi dan keluarga besar Merry dipertemukan secara tidak sengaja. namun yang ada justru perang dingin yang terjadi. Bahkan ibu Merry semakin tidak menyukai Budi setelah mengetahui bibit, bebet, dan bobot pria tersebut. Begitulah nasib malang yang harus diterima Budi demi cintanya pada Merry. Setibanya di stasiun Yogyakarta. Alih-alih ingin pulang bersama kekasihnya, Merry justru dikejutkan dengan kedatangan keluarganya yang secara tiba-tiba.

Beberapa kali di akhir pekan pulang ke rumah, ternyata membuat keluarga Merry hafal akan jadwal kepulangan Merry. Saat itu dengan panik, Merry terpaksa membatalkan pertemuannya dengan kekasihnya yang saat itu sudah lama menunggu Merry di depan pintu masuk stasiun Lempuyangan di Yogyakarta. Bahkan menunggu sejak Merry baru saja berangkat dari Solo. Meski sedikit kesal namun tetap tak mengurangi rasa cintanya pada Merry Budi pulang dengan membawa harapan dan cinta yang kosong.

Merry pun sebenarnya merasa sangat gtmenyesal dan sedih akan nasib yang harus menimpa kekasihnya tersebut. Namun apa daya. Merry paham betul sebagai anak dirinya harus selalu mengutamakan keluarga. Walaupun itu berarti dirinya harus menyakiti hati yang tak bersalah.

Kejadian ini sebenarnya bukan pertama kalinya dirasakan oleh Budi. Di beberapa kali kesempatan untuk bertemu Merry, namun Budi justru pulang dengan pertemuan semu. Masih jelas dipikirkan nasib-nasib buruk yang harus dialami Budi. Suatu kali di waktu Merry wisuda, Budi pun datang menemui Merry.

Namun lagi lagi karena di acara tersebut hadir begitu banyak keluarga Merry. Budi yang tampak tampan tersebut harus pulang lebih dahulu meskipun kala itu sempat bertemu, berfoto dan memberikan setangkai bunga mawar pada Merry. Pengalaman buruk selanjutnya dirasakan Budi, ketika Merry meminta dirinya untuk menghantarkan Merry melamar pekerjaan. Budi sudah mengenakan pakaian rapi, namun ternyata kala itu Merry justru disuruh oleh ibunya agar dihantarkan oleh Bima adiknya.

Tidak menyerah begitu saja, Merry pun masih berupaya menyuruh Budi untuk menunggunya agar dapat bertemu. Namun lagi lagi rencana pertemuan itu gagal. Pasalnya Bima selalu menemani Merry hingga pulang. Bahkan pulang pun Bima memilih jalan yang lain untuk menghindari pertemuan Merry dan Budi.

Layaknya karang yang tetap tegar meski diterpa ombak. Begitupun Budi dan cintanya pada Merry. Tak sedikitpun berkurang. Justru semakin hari benih cinta tersebut semakin tumbuh subur.

Seperti biasanya Merry tiba dirumah orangtuanya pada malam hari. Kemudian Merry akan langsung beristirahat. Di hari Minggu jika biasanya Merry bangun pagi-pagi sekali dan dengan keadaan yang rapi. Kali ini tamoak berbeda.

Merry tak memiliki janji dengan siapapun. Tidak dengan sahabatnya tidak juga dengan kekasihnya. Bukannya Merry tak berupaya mengajak sahabat dan kekasihnya untuk bertemu dan menikmati hari. Namun kali itu memang tampak berbeda.

Tak ada satupun pesan singkat yang dikirimkan Merry mendapatkan balasan. Hari ini adalah hati ilang tahun Merry. Keluarga Merry sepakat merayakannya dengan mengundang beberapa teman dekat Merry. Merry mengetahui jikalau keluarganya tak akan mengundang Budi.

Oleh sebab itu melalui telepon genggamnya, Merry mengirimkan pesan singkat pada Budi.

"Sayang, hari ini keluarga bikin acara kecil-kecilan untuk peringatan ulang tahun ku. Kamu datang ya?" Tulis Merry

"Jam berapa sayang?"balas Budi

"Jam sepuluh sayang."

"Oke nanti aku datang yang."

Budi terlihat tampan. Mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana kain yang juga berwarna hitam. Dengan membawa kado yang terbungkus rapi di tangannya. Budi melangkah dengan penuh rasa percaya diri.

Alih-alih ingin ikut merayakan pesta ulang tahun kekasihnya. Hari itu lagi-lagi Budi harus pulang dengan rasa kecewa. Seluruh anggota keluarga Merry selalu berupaya menjauhkan Merry dari Budi. Kali ini upaya itu pun dibuktikan dengan tak membiarkan Merry keluar dari rumah.

Dengan alasan pesta ulang tahun akan dimulai sebentar lagi. Alhasil pertemuan yang telah direncanakan pun tak kesampaian. Sebenarnya Budi tahu persis dimana letak rumah Merry. Namun Budi tak ingin membuat hari penting kekasihnya tersebut menjadi hancur berantakan.

Budi mengirim pesan kepada Merry. Memberitakan kekasihnya tersebut, bahwa dirinya hendak pulang. Namun Merry kekasihnya tak mengijinkan Budi pulang begitu saja. Merry menyuruh Budi untuk menunggunya sesaat karena ia nanti akan dijemput oleh Merry.

"Sayang, tunggu aku sebentar disitu ya?" tulis Merry dalam pesannya

"Kenapa gitu?" Balas Budi sedikit penasaran

"Nanti kamu aku jemput!"balas Merry mencoba menahan

"Oke.". Balas Budi singkat

Cukup lama Budi menunggu, namun Merry tak kunjung datang. Berkali-kali juga setelah pesan singkat tersebut, Budi menghubungi Merry lewat panggilan telepon, pesan singkat, maupun melalui seluruh akun media sosial milk Merry. Tetapi tetap saja Merry tak memberi jawaban. Akhirnya setelah dirasa dirinya telah menunggu Merry cukup lama Budi memilih untuk lebih baik pulang saja. Budi terpaksa pulang membawa kembali kado yang telah dipersiapkan. Berbagai perasaan dan pikiran yang dirasakan Budi saat itu mampu menyesakkan dada. Budi perlahan-lahan menyalakan motornya memutar menuju arah pulang ke rumahnya. Namun baru saja Budi hendak memegang griip gas dengan kuat. Tiba-tiba Merry datang memanggil namanya...

"Bud...bud...Bud?"panggil Merry

"Oh kamu,kenapa? Tanya Budi sembari mematikan mesin motornya

"Maafin aku sayang, tadi Mama, kakak sama adik adik kompak jagain aku biar gak keluar rumah dan ketemu kamu." Ujar Merry dengan raut wajah bersalah

"Ya udah." Jawab Budi singkat

"Yuk lah ke rumah?" ajak Merry

"Hmm, ya udah naiklah."jawab Budi sembari mempersilahkan Merry menaiki motornya

Setibanya di rumah Merry. Keluarga Merry memandang sinis ke arah Budi. Kendati demikian mereka tak dapat berbuat apa-apa. Mereka tak ingin Merry kecewa di hari ulang tahunnya.

Merry mengajak Budi untuk berjabat tangan dengan ibu dan anggota keluarganya lain. Budi pun dengan gembira mengikuti ajakan Merry. Meski Ibu dan anggota keluarga Merry memandang Budi dengan sinis, namun Budi selalu memberikan senyuman manis kepada mereka. Setelah selesai memperkenalkan Budi.

Merry mempersilahkan Budi duduk sembari menikmati hidangan yang tersedia. Sedangkan Merry segera menuju kamarnya, untuk melanjutkan persiapannya yang belum sempurna. Budi menjadi tamu yang pertama hadir kala itu. Beberapa saat kemudian, tamu undangan pun mulai berdatangan.

Persiapan Merry pun akhirnya selesai. Merry keluar dari kamarnya dengan penampilan yang teramat cantik. Hingga Budi kekasihnya terngaga melihat Merry. Akhirnya pesta yang disiapkan tampak sangat ramai di hadiri teman-teman seusia Merry. Hari ini adalah hari ulang tahun Merry yang ke dua puluh tujuh. Tidak terasa Merry si gadis manja kesayangan ayahnya kini tak muda lagi. Bahkan ibunya tampak meneteskan air mata.

Seolah tak percaya gadis kecilnya kini telah dewasa. Bahkan telah mampu menopang hidupnya sendiri. Tidak hanya itu. Sebentar lagi, Ibu Merry mau tidak mau juga harus rela melepaskan Merry untuk dipersunting.

Perayaan ulang tahun Merry tampak berjalan lancar.Hingga akhirnya di pertengahan acara, seorang tamu yang dirasa tak pernah diundang oleh Merry muncul di hadapannya. Dirly seorang pria yang pernah mendekati Merry hadir secara tiba-tiba. Setelah dicari tahu ternyata Ibu Merry yang telah mengundang Dirly.

Dengan memberikan sebuah kado yang berbentuk kotak di bungkus rapi dengan sampul berwarna biru.Dirly memberikan ucapan selamat ulang tahun sembari bersalaman dengan Merry

"Hai Mer, selamat ulang tahun ya."ujar Dirly lembut

"Oh iya makasih."balas Merry singkat

Ibu Merry yang saat itu berada beberapa langkah dari Merry, segera berjalan mendekati Merry dan berjabat tangan dengan Dirly.

"Eh nak Dirly, makasih ya sudah datang." kata Mama Merry sembari tersenyum senang

"Iya Tante, sama-sama."jawab Dirly dengan ramah

"Mer, ayo kenalin semua teman-teman kamu sama Dirly."ujar Mama Merry sembari menyuruh Merry

"Iya mam." Jawab Merry singkat dengan raut wajah sinis

Merry memperkenalkan Dirly kepada satu persatu temannya. Hingga tiba di perkenalan yang terakhir yakni Budi kekasihnya.

"Kenalin Dir, ini Budi kekasihku." ujar Merry

"Dirly."ujar Dirly singkat memperkenalkan dirinya

Lihat selengkapnya