Wahai teman-teman yang berusia cukup matang. Apakah lo udah memiliki pasangan—entah pacar, suami, atau istri—intinya seseorang yang menurut lo pendamping ideal?
Ini konteksnya dalam hubungan percintaan, ya, jadi sahabat nggak dihitung. Apalagi sahabat yang diem-diem lo taksir, itu sih siap-siap pedih. Apalagi, kalau nanti dia curhat ke elo dengan hati berbunga-bunga tentang betapa cintanya dia sama pasangannya. Tabah aja, ya.
Ada banyak cara untuk menentukan pasangan terbaik. Di Indonesia, salah satu konsep yang paling sering dijadikan acuan adalah “jodoh”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi jodoh adalah ‘orang yang cocok menjadi suami atau istri atau pasangan hidup’. Walau nggak ada padanan yang pas, kata dalam bahasa Inggris dengan makna paling mirip adalah soulmate atau diterjemahkan sebagai ‘belahan jiwa’. Terdengar jauh lebih puitis, meski maksudnya sama: pasangan yang tepat. Tapi, tetap buat gue, sih, kata jodoh nggak bisa diterjemahkan jadi soulmate. Sebab, kalau dipakai dalam pembicaraan sehari-hari, kata jodoh itu lebih serius dan berbobot, sedangkan soulmate cenderung terdengar alay.
Konsep jodoh ini menarik. Ide bahwa di luar sana ada seseorang yang sudah dipersiapkan untuk kita, bahwa dia orang paling compatible untuk menemani kita seumur hidup, terdengar cukup absurd, ya? Tapi, buktinya masih cukup banyak yang percaya. Berdasarkan polling di akun Twitter gue, @ernestprakasa, cukup banyak yang menyatakan percaya dengan konsep ini.