“Buku novel sejarah karya Haris Priyatna ini setidaknya mengandung dua nilai penting. Dari segi bentuk, buku ini mengurai sejarah dengan sentuhan narasi fiksi yang lebih imajinatif dan menyentuh, tidak seperti narasi sejarah konvensional yang kering. Dari segi isi, buku ini memberi kita pelajaran moral dari sejarah, tentang perbedaan konflik politik di masa lalu dan masa kini. Di masa pergerakan, anak-anak alumni ‘kemah’ Tjokroaminoto bertikai karena perbedaan visi; tapi sekarang para politisi bertikai karena konflik kepentingan pragmatis. Konflik visi melahirkan kemerdekaan; konflik kepentingan melahirkan pengurasan. Novel Seteru 1 Guru ini patut dibaca sebagai kunci pembuka ke arah penziarahan sejarah bangsa.”
—Yudi Latif, cendekiawan
“Pendidikan dan guru terbaik membebaskan kebatkebat pikiran. Peran ini yang dimainkan dengan sungguh-sungguh oleh H.O.S. Tjokroaminoto saat ‘mendidik’ Soekarno, Musso, dan Kartosoewirjo. Saat dewasa, ketiganya memilih haluan ide berbeda dengan bebas. Haris mengisahkan pergolakan mereka dengan seru. Layak dibaca untuk mengetahui pusaran-pusaran ide yang ikut membentuk bangsa ini.”
—Ahmad Fuadi, pengarang trilogi Negeri 5 Menara
“Novel berlatar sejarah ini—apalagi temanya tentang gesekan ideologi para pendiri bangsa—tak hanya mengandalkan kekuatan riset dan detail yang bercerita, tetapi juga menghadirkan perenungan dalam kemasan populer.