SETETES HIDAYAH

Jamaludin Rifai
Chapter #9

ZENAZAH TERIKAT RANTAI BESI

Kisah berikut ini merupakan satu dari sekian banyak kisah yang telah diungkapkan. Sebelumnya bahwa memang sangatlah aneh dan celaka jika kita tidak bersyukur dan bersabar dalam hidup. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 90-an lalu.

Linda (Nama samaran), adalah petani yang sukses hingga menjadi saudagar hasil pertanian. Kebun yang tadinya sedikit menjadi banyak berhektar-hektar. Rumahnya yang tadinya kecil menjadi besar.

Dan bahkan memiliki beberapa kenderaan kini tak terlalu capek lagi bekerja mengurus kebun dan sawahnya karena ia sudah mampu membayar karyawan untuk mengelola itu semua, bahkan sampai memasarkan hasil kebun dan sawahnya kemana-mana. Kehidupan enak yang dilalui Linda, suami dan anaknya ternyata membuai hingga mereka tak kenal lagi dengan agama dan ibadah.

Buat Linda, hidup adalah berbisnis dan memperoleh hasil sebanyak mungkin dari bisnis itu. Semua hasilnya tak lain digunakan demi kesenangan dan kemegahan diri. Tak terbersit perasaan bahwa setiap harta mesti dipertanggungjawabkan pembelanjaannya.

Jika membuat lalai kepada Allah, tentulah harta hanya racun terselubung yang setiap saat akan menyentak dan mencelakakan kita. Itulah yang barangkali terjadi saat secara tiba-tiba di waktu Subuh, Linda menjerit keras hingga membuat heboh tetangganya.

Linda yang sedang tertidur lelap di samping suaminya tiba-tiba memegangi perutnya yang berdarah. Perut Linda tampak sobek, tetapi yang membuat bingung apakah penyebab yang membuat perut itu bisa sobek.

Suami Linda juga tak mengerti apa yang disaksikannya itu. Ia menjadi panik karena istrinya. Linda terus-menerus menjerit kesakitan sambil memegangi perutnya. Tak ada orang lain dalam kamar Linda, ia juga tak sedang disatroni perampok yang menginginkan hartanya dan lalu melakukan tindak kekerasan.

Orang mengira, mungkin dalam tidur perut Linda tersangkut benda tertentu hingga menyebabkan luka. Atau ia mengigau dan lainnya. Tetapi yang jelas penyebab hal itu tak ada yang bisa memastikannya. Mengalami luka parah seperti itu Linda sempat dilarikan ke rumah sakit.

Nyawanya ternyata sudah tidak tertolong lagi. Ia pun menghembuskan napas terakhir dan menyisakan tanda tanya besar yang bergelayut di setiap kepala para tetangga, kerabat, karyawan, serta orang kampungnya. Dalam tanda-tanda besar atas misteri yang menyebabkan kematiannya itulah Linda dikuburkan.

Masyarakat kampung Linda adalah masyarakat tradisional yang masih hidup dengan tradisi dan paham turun-temurun. Seminggu setelah kematian Linda, beberapa warga berinisiatif membongkar kuburnya.

Karena banyaknya pengakuan warga yang merasa tidak nyaman dan resah sejak kematian Linda. Menurut mereka, apa-apa yang dikerjakan, seperti ke sawah, berkebun dan menjalani kehidupan sehari-hari dirasa tidak nyaman dan menghadirkan perasaan was-was tersendiri.

Mereka semua mengaku perasaan tidak tenang itu hadir selepas Linda dikuburkan. Demikianlah atas inisiatif warga dan persetujuan beberapa pemuka desa, kuburan Linda pun di bongkar kembali. Mengecek barangkali ada hal-hal yang salah dalam pemakaman Linda terdahulu. Keluarga pun akhirnya menyetujui karena desakan warga sangat kuat untuk melakukan hal itu.

Pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Kuburan Linda pun dibongkar. Di sinilah terjadi hal yang tak pernah dipikir dan disangka siapa pun juga yang saat itu membongkar makam Linda. Pemandangan dari dalam lubang kubur Linda juga.

Lihat selengkapnya