Setetes Rasa Berluka

Nur Aina
Chapter #2

Dua

“Semua siap di posisi, target memasuki jebakan” seorang laki-laki memberi instruksi mantap ketika melihat tayangan seorang wanita yang merenggut kesal ke arah jendela di layar monitornya. Senyum merekah indah di wajah tegasnya. Membuat siapapun yang memandangnya tertawan.

“Lo yakin ni Bang, sama adik sendiri juga, sadis amat" laki-laki lain yang tampak lebih muda menyelutuk tak yakin setelah yang lain keluar dan menyisakan meraka berdua. Pasalnya ia tau betul jika Febi, sasaran mereka saat ini sangat tidak menyukai keadaan senyap dan gelap

 “Hahah, biarin, biar tau rasa tu kambing. Ngeselin sih, untung aja sayang” ucapnya tanpa beban. Senyum di bibirnya masih tak pudar. Banyangan Febi adiknya yang kesal setengah mati saat tau dikerjai membuat senyumnya semakin mengembang.

“Kambing ngatain kambing” ketusnya tak suka.

“Bilang apaan lo?” 

“Gak kok bang”

“Lo bilang apaan tadi Ga? Angga!” Serunya tak suka saat merasa di permainkan. Angga yang mendapat tatapan tajam itu hanya terkekeh pelan. Ia sudah sangat terbiasa dengan tingkah Ferdi-abang Febi- yang sebelas dua belas dengan Febi.

“Bang Ferdi cantik deh.” Ucap Angga dengan santainya tanpa perduli tampang membunuh yang Ferdi layangkan untuk dirinya.

“Kampret lu ya! Gak gue restuin baru tau rasa lo” seketika itu pula ekspresi Angga berubah memelas.

“Yah, jangan lah bang, apa dayanya gue tanpa adik lo tersayang” ya, memang bukan rahasia lagi, Angga menyukai Febi dan Ferdi tau itu. Sikapnya yang selalu mengutamakan Febi di setiap hal sudah menjadi bukti jelas. Tapi Febi seolah tak menyadarinya atau mungkin ia memang segaja mencoba menutup mata.

“Tersayang-tersayang, benerin dulu noh otak lo.” Beginilah jadinya kalau dua sebleng sudah bertemu. Tak akan ada kata sopan-santun dan etika yang benar dalam berbahasa. 

“Sadis amat sih jadi orang, gak laku baru tau rasa.” 

“BODO AMAT! Sana lo siap-siap di posisi. Febi udah mau turun tu.” 

“Oke abang ipar” Angga berlalu dengan tampang pogah saat merasa berhasil mengerjai Ferdi. 

‘Abang sama adik sama aja. Sama-sama gemesin. Hahah’

Lihat selengkapnya