Setetes Rasa Berluka

Nur Aina
Chapter #3

Tiga

“Happy birthday, Febi” gumaman bernada lirih bersamaan dengan lampu yang menyala serta sorakan lain dari belakang sana.

 “Happy birthday, Febi.” Gumaman yang disertai sorakan memuat Febi sontak membuka mata. Di depan ia dapat melihat Angga yang berdiri dengan tegap dengan senyum lembut di bibirnya. Melalui samping tubuh Angga, ia dapat melihat Mama dan Papanya. Tak lupa dengan Mario dan Tasya di sudut lainnya.

“Apa-apaan ni?” 

“Selamat ulang tahun adik gue tersayang” belum sempat mencerna semua peristiwa yang terjadi padanya, seorang laki-laki yang lebih tinggi menyerobot masuk ke tengah-tengahnya dan Angga. Memeluk tubuh mungilnya. Tinggi badannya yang hanya sebahu, membuat cowok itu bisa dengan mudah membuat kepala Febi berada di bawah ketiaknya.

“BANG FERDI” tersadar akan apa yang terjadi, teriakan itu menggema membuat siapa saja bergerak cepat untuk melindungi telingan masing-masing. Angga yang masih berada di depan mereka mencoba menjauh tak mau ikut terkena kekesalan Febi. 

“Iya adek gue tersayang, gimana lo suka sama surprise dari abang lo tersayang ini?” Dengan nada santai Ferdi menjawab. Ia sudah melepaskan pelukannya dan beralih menatap Febi dengan senyum yang tak pernah surut di bibirnya. senyuman yang sebenarnya lebih mirip cengiran meremehkan. Cengiran yang tentunya semakin membuat kekesalan Febi memuncak. 

“APA? Suka lo bilang. Gue udah ketakutan setengah mati dan lo masih nanya gue suka atau enggak? Dasar abang biadap. Rasain nih” Febi yang tak dapat lagi menahan kekesalan yang bercampur kemarahan. Dengan sekali hentakan ia mengalihkan tangan Ferdi yang di kepalanya. Lalu berjinjit untuk menggapai rambut Ferdi.

“Ih gue kesel sama lo. Dasar otak kaleng.” Tanpa memperdulikan Ferdi yang meringis kesakitan, Febi terus menjambak rambut Ferdi dengan perasaan marah dan kesal yang menggebu-gebu.

“Ampun Bi, ampun” 

Lihat selengkapnya