Eliana kini bisa bernafas lega setelah menangis berjam-jam dan sempat cemas lantaran Nuno membawanya ke tempat wisata Kaliurang. Nuno berjanji akan menyelesaikan masalahnya. Yang harus dilakukan Eliana adalah ikut apa yang Nuno perintahkan. Eliana sempat berprasangka. Banyak hal buruk masuk ke pikirannya. Ia tak ingin Nuno berbuat yang aneh-aneh kepadanya. Namun segera ia tepis.
Ketika sampai rumah, Miko sudah tidur. Hans belum pulang. Rasa sepi tiba-tiba menyerangnya. Ketika dibuka ponselnya, sebuah pesan dari Hans masuk beberapa jam yang lalu. Ia mengabarkan bahwa malam ini ia harus ke Jepara untuk menawarkan kayu jati kepada pengusaha meubel di sana. Hans berjanji akan segera pulang setelah semua urusan selesai. Dan ia meminta istrinya untuk segera istirahat bila sudah sampai rumah. Eliana jadi rindu Hans waktu awal menikah dulu.
Malam ini, Eliana ingin tidur dengan pulas. Sejak kemarin, ia merasa sangat lelah. Pekerjaan di butik telah menguras seluruh energinya. Belum lagi, besok ia harus menuju Sragen untuk mengambil pesanan batik tulis. Perjalanan Jogja-Sragen sekitar tiga jam. Dan ia harus berangkat segera setelah mengantar Miko sekolah. Eliana membayangkan betapa lelahnya besok.
Belum sempat mengganti pakaiannya dengan busana tidur, ponsel Eliana berdering.
“Sudah tidur?” suara Nuno.
“Belum,” jawab Eliana.
“Besok jangan pergi-pergi dulu ya. Takutnya Ibra nguntit kamu. Stay di butik saja, lalu segera pulang,” ucap Nuno.
Pikiran Eliana jadi keruh kembali.
“Tidak bisa. Besok aku harus ambil batik ke Sragen, sudah ditunggu customer,” sahut Eliana.
“Jam berapa?”
“Jam 8, mungkin. Sekitar itu,” jawab Eliana singkat.
“Agak mundur sedikit ya. Jam 10 saja. Setelah mengondisikan tukang, aku antar kamu,” ujar Nuno.
Eliana berfikir sejenak. Di satu sisi, ia merasa aman bersama Nuno. Di sisi lain, ia tak enak hati bila merepotkan lelaki ini.
Eliana menolak. Ia katakan bahwa ia akan baik-baik saja dan akan menghubungi pihak berwajib kalau Ibra datang dan main kekerasan dengannya. Atau dia berjanji akan menelepon Nuno sesegera mungkin bila terjadi apa-apa di jalan.
Selain alasan tidak enak hati, Eliana juga ingin menikmati suasana sendiri. Ia merasa dunia sudah sangat gaduh. Dan yang harus dilakukannya ketika kondisi ini datang adalah sendirian saja.
Nuno berpesan banyak. Ia mengatakan kalau kapan pun Eliana butuh bantuan, ia siap. Setelah mengucapkan terimakasih, telepon ditutup.