Setiap Momen adalah Kamu

Jane Lestari
Chapter #23

23

Pagi tiba, Rakha tampak lebih bugar. Dokter sudah mengizinkannya meninggalkan rumah sakit.

“Alexa, Aditya?” Rakha tersentak dengan kehadiran ke dua sahabatnya itu.

Entah mengapa perasaan Rakha seketika sendu, saat matanya melihat kehadiran Alexa. Teringat semua sikap kasarnya selama ini pada wanita itu. Wanita yang selalu setia ada untuknya, selalu hadir di segala kondisinya.  

“Kamu udah baikan?” tanya Alexa. Rakha terjaga. “Iya, udah lebih baik.”

Aditya menarik kursi dan memberikan pada Alexa. “Kalian janjian ke sini?” sambung Rakha.

“Iya,” jawab Aditya, singkat.

Rakha terpaku pada sebuah kertas tebal yang ada di tangan Alexa.

“Kok, kalian malah diam? Ada apa?” tanya Rakha, mendapati ke dua orang di hadapannya justru mencipta hening.

Alexa tertunduk. Menunggu beberapa detik, tampak bulir-bulir air menetes pelan di pipinya.

“Kamu baik-baik saja, Lexa?” tanya Rakha, pelan. “Aku mau mengantarkan ini, Kha. Aku berharap kamu segera sehat dan bisa hadir,” ucap Alexa, terbata-bata.

Rakha mengulurkan tangan. “Undangan? Kamu akan nikah?” Rakha kembali tercengung.

Tidak ada jawaban.

“Dengan Edward?” ucap Rakha, setelah memastikan laki-laki yang akan menikahi Alexa.

“Aku tidak bisa lagi menunggu, Rakha. Aku minta maaf. Edward sudah berulangkali melamarku. Aku tidak bisa lagi menemukan alasan untuk menolaknya.”

Suara Alexa terdengar berat. Air matanya benar-benar membuktikan kesedihannya yang memuncah.

Rakha tersenyum.

“Lexa, aku sangat berbahagia, jika ini adalah kebahagiaanmu. Sedari dulu Edward sudah menyatakan cinta padamu, kan? Aku sangat bahagia bisa menjadi sahabatmu selama ini. Aku berharap semuanya akan tetap baik seperti ini.” Mata Rakha berkaca-kaca. Dia tiba-tiba merasakan ada bahagian dari dirinya yang hilang.

Tidak ada lagi kalimat, Alexa pamit dan menyisakan Rakha dan Aditya.

“Kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Aditya. “Aku juga bahagia, Dit. Aku merasa bersalah selama ini membiarkan Alexa menungguku tanpa kejelasan. Aku bahagia karena dia berani mengambil keputusan.”

“Tapi dengan Edward?”

Rakha kembali tersenyum. “Yang aku tahu untuk persoalan cinta, Edward jauh lebih mencintai Alexa daripada aku yang hanya mempermainkan hati Alexa.”

“Kamu yakin?”

“Yakin.”

“Kamu mau hadir di acara pernikahan mereka?

“Aku wajib datang, untuk menunjukkan aku pun berbahagia atas kebahagiaan mereka.”

Aditya kembali terdiam.

Aku bukannya berprasangka negatif. Tapi aku selalu khawatir jika kamu harus kembali berkumpul dengan om Yudi, pikir Aditya.

Suasana menjadi hening. Rakha berdiri di depan jendela, tanpa suara, menatap jauh.

Aditya pun terdiam mengikuti suasana yang tercipta. Dia mendapati Rakha yang lebih tenang.

Semoga semuanya baik-baik saja. Diammu seperti ini, selalu membuatku sangat khawatir, batin Aditya.

Lihat selengkapnya