SETIAP WAKTU ADALAH KENANGAN

Linda Fadilah
Chapter #1

PROLOG

“Iya ini aku lagi neduh dulu nunggu hujan berhenti soalnya di cancel mulu sama abang ojeknya. Paling sampai rumah agak malem. Kalau ngantuk, tidur duluan aja, nggak apa-apa.” Aku mengangguk sebelum memutus panggilan telepon.

Aku mengembuskan napas seraya menurunkan ponsel, kumasukkan ke dalam saku jaket. Mataku tertuju ke rintik-rintik air jatuh dari langit yang gelap gulita terkesan sangat menyeramkan penuh misteri, terlebih dihiasi kilatan petir yang memancar terang. Suara kendaraan yang berlalu-lalang berpadu dengan suara gemercik air hujan ketika jatuh ke permukaan tanah, rumput dan jalanan, menimbulkan irama syahdu dalam indra pendengaran.

Aku adalah perempuan penyuka hujan, seorang pluviophile. Aku sangat suka aroma hujan tiap kali bersentuhan dengan rumput atau tanah—orang-orang menyebutnya Petrichor—aroma menenangkan yang kerap mengingatkanku tentang kenangan masa lampau.

Bagiku, hujan adalah mesin waktu terbaik yang dapat menarikku ke masa lalu, tentang diriku yang gemar bermain air hujan tanpa takut sakit. Tentang aku yang selalu excited ketika gemuruh sudah terdengar. Ini menjadi hal penting untuk kamu memahami kepribadianku.

Hujan, membuatku mempelajari banyak hal dari berbagai sudut pandang. Hujan mengajarkan aku agar tidak tertekan ketika mengalami kegagalan atau kesulitan. Karena pasti ada cahaya di ujung terowongan yang gelap, atau ada kebahagiaan yang menunggu setelah menemui kesulitan. Karena setelah hujan, pasti terbit pelangi, bukan?

Lihat selengkapnya