Vera mematikan pendingin mobilnya, sebuah sedan keluaran lama yang terpakir di Rumah Sakit ditengah kota Yogyakarta. Hujan yang mengguyur Yogyakarta pagi itu membuat udara di dalam mobilnya lebih dingin dari kondisi normal. Dia tampak gelisah dan sesekali melihat handphone yang berada di tangannya, menunggu seseorang untuk menghubunginya.
Suara ketukan kaca jendela mobil membuatnya terkejut, dilihatnya seseorang berdiri di luar mobilnya, dipastikannya orang itu adalah Roni, teman SMAnya dan orang yang telah ditunggunya selama setengah jam ini.
Roni masuk kedalam mobil dengan keadaan setengah basah dan menutup pintunya kembali. Diserahkannya sebuah paket kecil yang terbungkus plastik hitam dengan rapi pada Vera.
"Sorry Ve membuatmu menunggu lama, ada kejadian heboh tadi didalam."
Vera tidak menaggapi celotehan Roni dan sibuk membuka dan memeriksa paket dari Roni.
"Ada Teroris?" ucap Vera ketus dan asal-asalan.
Roni tertawa mendengar ucapan Vera.
"Ada apa denganmu?"
"Maksudmu?"
"Kamu seperti bukan Vera yang aku kenal dulu semasa SMA."
Vera merasa tersinggung dan menatap Roni dengan tatapan amarah, pertanda dia tidak suka dengan ucapan Roni.
"Apa karena obat-obatan itu Ve?" sindir Roni.
Tiba-tiba Vera melemparkan segepok uang seratus ribuan pada Roni.
"Bukan urusanmu, yang terpenting barang selalu siap kalau aku membutuhkannya, kamu butuh uang itu juga bukan?" Vera memasukan paket berisi obat-obatan kedalam tasnya.