SETINGGI LANGIT DAN BINTANG

Bramanditya
Chapter #11

Into The Stars

Mobil mereka terjun bebas dari atas tebing, membuat Vera, Roni dan Erika berteriak ketakutan.

Tiba-tiba dari dalam laut, muncul pesawat milik Adam dan terbang di atas mobil. Sebuah cahaya keluar dari dalam pesawat, menyorot kearah mobil dan membuat Vera, Roni dan Erika menghilang.

Sebuah dorongan keras dari dalam pesawat menyebabkan mobil bergerak dengan cepat kearah lelaki di atas tebing dan menimpanya dengan keras lalu meledak.

Dengan kecepatan tinggi, pesawat luar angkasa itu terbang menuju langit malam dengan lautan bintang.

***

Surya menatap ketiga sahabatnya yang masih berteriak di lantai pesawat. Dia membiarkan mereka berteriak sampai mereka sadar bahawa mereka sudah tidak berada di dalam mobil lagi.

Vera yang berhenti berteriak untuk pertama kali dan tersadar dia sudah tidak berada di dalam mobil dan Surya sedang menatapnya.

Selanjutnya Erika yang mulai sadar dan terdiam.

"Ron ...," teriak Erika pada Roni yang masih berteriak sambil memeluknya.

"Ron ...," teriak Erika kembali sambil memukul kepala Roni.

Perlahan Roni melepaskan pelukannya pada Erika dan berhenti berteriak.

Mereka bertiga bangkit berdiri.

Roni segera memeluk Surya begitu melihatnya berdiri menatapnya.

"Apa kita sudah mati?" Roni terisak sambil memeluk Surya.

Surya tersenyum, "Kita belum mati Ron ... lihatlah."

Roni melepas pelukannya pada Surya, lalu terkejut sekaligus takjub melihat pesawat luar angkasa milik Adam.

"Selamat datang di Centuries." Suara Adam menggema diseluruh pesawat.

Dengan penasaran, Roni segera menghampiri Vera dan Erika yang menatap kearah luar dari jendela kaca pesawat, disusul Surya.

"Itu ...," ucap Roni lirih, antara terkejut, kagum dan tidak percaya.

"Bumi ...," sahut Vera juga merasa kagum.

"Kita di luar angkasa ...." Erika berjalan ke tengah pesawat dan menatap langit-langit yang perlahan membuka dan digantikan kaca sebagai penutupnya.

Surya, Vera dan Roni menyusul Erika ke tengah pesawat dan menatap keatas.

"Bulan ...," ucap Surya lirih.

Semua merasa kagum dan takjub dengan apa yang mereka lihat.

"Kita bisa bernafas dan bergerak dengan bebas?" Roni tiba-tiba terkejut dan tersadar, diikuti oleh semua menatap sekeliling mereka.

"Karena kalian bukan manusia pertama yang berada disini."

Mereka berjalan mendekat ke sebuah layar di atas mereka.

Semua berdiri dan menatap ke sebuah layar dimana sosok kartun Squidward juga sedang menatap balik kearah mereka.

"Kita sudah aman?" tanya Vera.

"Untuk sementara kita aman karena aku yakin mereka tidak memiliki pesawat untuk mengejar kita," jawab Adam melalui sosok Squidward di layar.

Tiba-tiba Roni tersenyum lalu berubah menjadi tawa.

Semua terkejut melihat kearah Roni.

"Ada apa?"

"Ada yang lucu?" Vera menambahakan pertanyaan dari Surya.

"Tidak ... tidak." Surya masih tersenyum. "Hanya ... seperti itukah dirimu atau hanya ...."

"Aku mengambilnya dari ingatan Surya dan ini yang paling banyak muncul, untuk kujadikan ava."

Semua menatap kearah Surya.

"Apa ... Kalian mengharapkan Sandy," ucap Surya ketus.

"Bisakah kau ganti ava mu?" pinta Roni.

"Apa yang kamu minta?" tanya Adam balik.

"Hei ... hei, kamu tidak bisa seenaknya melihat memoriku."

Vera dan Erika terenyum melihat tingkah Surya, Roni dan Adam.

Melalui monitor, Adam mulai merubah Ava nya beberapa kali.

"Adakah cewek seksi?"

"Adam ... Jangan macam-macam."

Pertanyaan Roni membuat Surya resah.

Semua terdiam menatap kearah layar.

Tiba-tiba Ava dari Adam di layar berganti cewek-cewek dengan bikini beberapa kali.

"Sialan kamu Adam ...."

Semua tertawa dan melupakan sejenak ketegangan yang baru saja mereka alami dan hampir menewaskan mereka.

"Sebenarnya apa yang terjadi sepuluh tahun lalu?" tanya Surya pada Adam sesaat setelah suasana menjadi hening.

"Dan siapa yang mengejar kita? Kamu bilang tadi, merekalah yang bertanggung jawab atas kematian orang tuamu?"

Semua menoleh dan menatap terkejut pada Surya.

"Benarkan?" Vera seolah-olah tidak percaya dengan pertanyaan Surya lalu menatap Adam yang telah mengubah ava nya menjadi seekor kucing.

"Namanya Eileen, dia sahabatku. Kedua orang tua kami sama-sama seorang ilmuwan yang telah lama bekerja bersama. Saat terjadi penyerangan yang menewaskan kedua orang tua kami, Eileen sedang berada disana, dan dia dijadikan sandera oleh para penyerang dan membawanya."

"Mereka berhasil melarikan diri dari pasukan yang mengejar mereka dan tidak diketahui keberadaannya."

"Dan kamu tahu mereka melarikan diri ke Bumi," sela Surya.

"Orang tua kami menanamkan cip untuk mengetahui sinyal keberadaan kami karena sering mengikuti mereka menjelajah planet-planet yang belum terjamah."

"Dan sinyal terakhir dari Eileen sebelum menghilang, dia masuk di titik wormhole ke bumi," lanjut Adam.

Lihat selengkapnya