SETINGGI LANGIT DAN BINTANG

Bramanditya
Chapter #13

We Are All Made of Stars

Semuanya berdiri dan berkumpul di tengah area pusat kendali saat kecepatan pesawat mulai berkurang.

"Aku dan teman-temanku akan menjaga kalian dan memastikan semuanya akan baik-baik saja."

"Bagaimana jika kita tertangkap?" Surya seolah-olah mematahkan pernyataan Adam.

Semua ikut tegang menunggu jawaban dari Adam.

"Kita tidak akan tertangkap, seperti Adam yang berhasil melarikan diri dari kejaran pasukan di planetnya. Bukankah begitu Adam? Kamu dan teman-temanmu akan berjuang untuk keselamatan kami." Vera berusaha meyakinkan dirinya dan yang lain sambil menekankan sebuah pertanyaan untuk Adam.

"Aku berhutang nyawa pada kalian dan aku akan memenuhi janjiku untuk membawa kalian kembali ke Bumi dengan selamat."

"Baiklah itu cukup, aku pegang janjimu, apapun asal tidak menjadi spageti," ucapan Roni mencairkan ketegangan yang disambut senyuman oleh semuanya.

"Wow ... lihat siapa yang tadi pingsan," goda Erika sambil memegang pundak Roni dengan kedua tangannya.

"Diam ... bukan aku yang membahayakan keselamatan semua orang tadi," balas Roni

"Kamu ... " Erika tampak kesal dan hampir memukul Roni namun dicegah oleh Vera.

"Hey ... Simpan energi kalian."

"Kami percaya padamu Adam." Surya menunjuk Adam lewat monitor diatasnya.

"Bersiaplah."

"Aku akan membantu mereka di bawah," ucap Surya sambil berjalan keluar bersama Erika dan Roni. Namun dia berhenti dan menoleh pada Vera yang tidak beranjak dari tempatnya.

"Aku akan menyusul ... "

Surya mengangguk mendengar kalimat Vera lalu kembali melangkah keluar dari ruang kendali.

"Apapun yang terjadi di planetmu nanti, keselamatan Surya yang terpenting. Bawa dia dan mesin waktumu kembali ke Bumi dengan selamat."

Vera menatap kearah Adam dengan wajah tegas.

"Aku akan membawa kalian semua kembali ke bumi dengan selamat dan juga mesin waktunya. Seperti janjiku."

Vera tersenyum, "Aku percaya padamu."

Ada sesuatu yang membuat Adam terkejut sebelum Vera berbalik dan melangkah pergi meninggalan ruang kendali.

"Voryssa ... " Adam bergumam.

Vera yang terkejut, berhenti melangkah dan berbalik pada Adam.

"Kamu mengatakan sesuatu?"

Adam terdiam.

"Adam ... " bentak Vera.

"Aku ... aku ... "

"Ada apa Adam?" Tatapan Vera masih bertanya-tanya pada Adam.

Adam masih terdiam sesaat sebelum akhirnya bersuara lagi.

"Lupakan ... Maafkan aku ... Aku pikir aku melihat sesuatu."

Lihat selengkapnya