Handphone Puti berdering berkali-kali, Puti berusaha untuk membuka mata dan memperhatikan jam dinding yang masih menunjukkan pukul 04.00 wib.
“Halo,” jawab Puti dengan suara serak.
“Bangun! Siap-siap, kita udah mau jalan,” terdengar suara mantap Tio membangunkan Puti
“Hmmmm.”
“Bangun! Dalli juga udah siap! Kita nungguin kamu aja ini!”
“Kak Dalli ikut?”
“Kan kamu yang ngajak kemarin?”
“Loh kok kamu tau? Kamu dukun ya?”
“Dukun apanya sih? Cepetan kita tunggu 15 menit!” perintah Tio. Seketikapun Puti bergegas untuk pergi dan sepertinya Puti memilih pergi tanpa mandi.
***
“Kalian hati-hati ya,” ujar ibu Puti
“Iya buk, saya akan jaga Puti! Kami pergi sebentar kok buk, cuma mau lihat matahari terbit,” jawab Tio dengan mantap dan berani.
“Kalian ini! Anak muda, ada-ada saja yang mau dicoba.”
“Ya udah, kami pergi dulu ya ma,” pamit Puti.
“Iya! Hati-hati, Nak.”
“Assalamu’alaikum," Tio memberi salam dengan suara tegas.
“Wa’alaikumssalam.”
Puti, Tio dan Dalli memulai perjalanan pagi-pagi buta, langit masih sangat gelap dan udara terasa masih sangat dingin. Puti yang masih mengantuk memilih untuk duduk di bangku belakang karena ingin melanjutkan tidur.
“Belum juga lima menit, ni anak udah tidur aja!” ujar Tio memperhatikan Puti dari spion mobil.
Dalli melihat ke arah bangku belakang melihat Puti dengan percaya diri tidur tanpa menutupi wajah nya, ia hanya memakai hoodie sweater dan tidur dengan santai, Dalli pun hanya tersenyum memandangi Puti.
“Kamu beruntung yo!” ujar Dalli kembali menghadap ke depan.
“Kenapa?”
“Sebelumnya, nggak ada cowok yang bisa ngajakin Puti pergi gini, jangankan pagi buta, siang aja mama nya nggak bakal ngizinin, mama Puti over protectif gitu sama anak-anaknya.”