Setinggi Puncak Sumatera

intan elsa lantika
Chapter #13

12. Petaka!

Puti membuka pintu, ternyata Tio sudah berada di depan rumah Puti. Tio berdiri menatap Puti dengan seikat bunga di tangannya. Namun Puti tidak memandang Tio sedikitpun dan berjalan biasa keluar rumah melewati Tio. Tio mengikuti Puti dari belakang.

Langkah Puti terhenti dan berbalik badan tepat menghadap Tio, saat Tio mulai ingin bicara, Puti langsung berjalan lagi melewati Tio, Tio menarik napas panjang dan kembali mengikuti Puti. Ternyata Puti kembali ke rumah, Tio pun tidak berani mengikuti Puti hingga masuk ke dalam rumah.

Puti dengan wajah kesal duduk di samping Adit yang sedang sibuk main game di smartphonenya.

Puti mulai membuka Youtube dan mencari-cari video menarik untuk mengalihkan pikirannya dari Tio, Puti menemukan lagu Bang Jono. Puti memutar video itu dengan volume penuh, video itu mulai dengan musik khas lagu dangdut, “Goyang itiiiik! E, e,Bang jono,” Lirik pertama lagu tersebut.

Adit menatap Puti dengan tatapan sinis berharap Puti mematikan lagunya, lalu Adit kembali memainkan game, namun Puti masih tidak peka dan tetap melanjutkan memutar video, “E, e, Bang jono," Lirik awal bait kedua. Adit tiba-tiba berdiri.

“Matiin nggak!” perintah Adit. 

“Aku itu lagi main game perang! Ini lagi serius! Masa soundtrack nya lagu itu? konyol tau nggak?” lanjut Adit.

Wajah Puti polos menatap Adit tanpa menjawab.

“Aku lagi perang!” ujar Adit geram dan memperlihatkan game yang ia mainkan.

Puti menghentikan video dengan wajah polos dan berdiri lagi, Puti jadi salah tingkah tidak tau mau melakukan apa, mau marah sama Tio juga tidak bisa karena Tio bukan siapa-siapa. Satu-satunya cara yang bisa Puti lakukan hanya menghindari Tio.

Puti kembali berjalan keluar rumah dan ternyata Tio masih berdiri di depan rumah Puti, “Kamu masih marah?” tanya Tio yang masih menggenggam rangkaian bunga.

Puti masih diam menatap Tio, tiba-tiba smartphone Puti berdering tanda notifikasi dan ternyata dari facebook.

"Aku udah putus sama Tio! Aku atau kamu nggak perlu jelasin apa-apa," Puti membaca pesan dari wanita yang bernama Ayu Triningsih.

Membaca pesan dari perempuan itu, entah mengapa seketika bunga-bunga di hati Puti serasa mekar kembali, Puti ingin mengembangkan senyum namun harus tetap konsisten dengan kekesalannya, bukannya Puti bahagia melihat ada hati lain yang di campakkan, tapi hati kecil Puti benar-benar tidak bisa berbohong bahwa ia sangat bahagia karena merasa Tio benar-benar memilihnya.

“Aku nggak marah! Aku kan bukan siapa-siapanya kamu, nggak berhak marah juga!” ujar Puti.

“Aku udah putus,” jawab Tio

“Kamu seharusnya nggak usah repot-repot gitu! Biasa aja, kan kita cuma tetangga,” ujar Puti jual mahal.

“Kamu stop bilang kita cuma tetangga! Gimana caranya aku yakinin kamu? Kalo aku benar-benar serius suka sama kamu? aku belum pernah gini sama cewek!" ucap Tio tegas.

"Iya! Aku pacaran, dalam dua tahun terakhir mungkin aku udah tiga kali pacaran sama orang yang beda-beda, Tapi kamu tau? Aku tetap nggak bisa ngelupain kamu, padahal kenalan aja kita belum pernah! Aku udah nunggu lama untuk hari ini Puti! Kasih aku kesempatan!" lanjut Tio dengan mata yang mulai memerah.

Puti hanya terdiam dengan wajah datar menatap Tio.

“Kamu mau jadi pacar aku?” tanya Tio.

Puti menggeleng, “Aku nggak mau,” jawab Puti pelan.

“Puti! Kasih aku kesempatan sekali aja!” ujar Tio lagi.

“Aku tetap nggak bisa” jawab Puti.

“Kenapa?”

Puti terdiam sebentar.

“Aku lagi nggak mau pacara aja!"

Tio terdiam dan melihat jam tangannya.

"Jam sepuluh tapat nanti aku mau kasih kamu sesuatu, tunggu di rumah ya, jangan kemana-mana." Tio memohon.

"Telat satu menit, aku nggak mau keluar!" jawab Puti singkat.

***

Tio memacu mobilnya hingga sekarang ia berhenti di depan pos pendaftaran pendakian gunung kerinci.

Tio bergegas masuk, namun ternyata di dalam pos tidak ada siapa-siapa. Tio menunggu diluar sambil memperhatikan sekitar. Mana sih orangnya? Batin Tio.

Tio menatap jam tangan yang menunjukkan puluk setengah sepuluh.

“Ada apa bang?” tanya salah seorang pemuda yang lewat dekat pos R10.

“Liat mas Yuda nggak?" tanya Tio.

Lihat selengkapnya