Cahaya mentari menembus tirai kamar milik seorang gadis yang masih terlelap dibalik selimutnya. Dia berjingkat kaget ketika melirik jam dinding dikamarnya sudah menunjukan pukul delapan pagi.
"Astaga, aku kesiangan. Mana materinya Bu Indri lagi jam sembilan nanti."
Segera gadis itu menyibakkan selimutnya asal lalu menyambar handuk mandi yang tergantung dibelakang pintu.
Gadis berparas cantik itu bernama Rayhana atau biasa dipanggil Hana si Gadis tomboi. Dia putri tunggal dari keluarga sederhana. Sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas, Hana hobi mengikuti balap liar itupun dilakukannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Hingga sebuah kecelakaan membuatnya jera walau hanya sesaat.
Terdengar derap langkah kaki menuruni anak tangga. Mona, ibunya Hana yang berada dimeja dapur itu menoleh ke arah putrinya.
"Pagi Mam, Hana berangkat ya? udah telat nih, Mam" ujar Hana sambil menggulung lengan bajunya.
"Sarapan dulu sayang, ini sudah mami siapkan?" bujuk Mona yang sibuk menyiapkan sarapan untuk putrinya.
"Kesiangan nih, Mam. Maaf ya, Mam."
Setelah mengecup pipi ibunya, Hana mengambil helm di atas rak sepatu. Mona menggelengkan kepala, sambil berkata, Hati-hati dijalan, sayang." Hana membalas dengan senyuman.
Jarak kampusnya lumayan jauh dari rumah tapi gadis itu sudah terbiasa mengendari motor sport kesayangannya maka dia tak perlu merasa cemas. Dia menambah kecepatan motornya, meliuk ditikungan dengan handal serta berani mendahului kendaraan besar didepannya. Jika itu wanita feminim mungkin akan menggigil ketakutan bila dibonceng dengan cara seperti itu.
Akhirnya Hana tiba dikampus. "Shit! lima menit lagi Bu Indri masuk."
Setelah memarkirkan motornya, gadis itu berlari disepanjang koridor kampus. Karena tak mawas diri, dia menabrak seseorang yang sedang membawa kotak barang, mungkin dia baru saja dipecat atau apa gadis itu tidak peduli.
Sambil memengang kepalanya yang terasa pening, Hana memandang seorang pria berkaca mata, dari penampilannya dia terlihat seperti dosen pada umumnya. Hanya saja pria yang didepannya ini memiliki daya tarik yang kuat untuk memikat kaum hawa.
"Hei, Kau baik-baik saja. Apa perlu ke ruang kesehatan? Aku akan mengantarmu jika perlu"
Hana tersadar dari lamunannya akan pria yang baru saja ditemuinya.