"Dia yang mengambilnya!" tunjuk Hana pada seorang pria berkaca mata di meja paling pojok. Mendengar seorang berteriak tentu pria yang dimaksud pun menoleh ke arah Hana dan Intan.
"Jangan sembarang dong? nggak enak nih dilihat banyak orang?" ujar Intan mengingatkan sahabatnya.
"Memang benar dia kok orang yang ku maksud."
"Ada apa, Neng?" tanya Ibu kantin saat mengambil mangkok kotor di atas meja.
"Saya kehilangan kunci motor tadi pagi dan orang itu pasti yang mengambilnya."
"Neng yakin? Kenapa tidak tanya langsung, toh Bapak itu paham seluk-beluk kampus ini walau dia menjabat baru dua hari yang lalu."
"Maksud Ibu?" kini giliran Intan penasaran.
"Bapak itu pengganti Pak Norman mulai sekarang. Sebaiknya Neng bersikap sedikit sopan pada Beliau."
"Apa...!" teriak Intan dan Hana kompak.
***
Reymond Martin adalah seorang yang dipercaya oleh ayahnya untuk memegang kendali di Universitas Majapahit. Usianya dua puluh delapan tahu tahun. Di usianya yang terbilang muda tapi prestasi patut diacungi jempol.
Reymond juga termasuk pewaris tunggal di keluarga Martin sang pemilik Perusahaan Central Blue Sky. Perusahaan Utama saat ini masih dipegang ayahnya.
Siapa sangka pria berprawakan atletis itu malah bertemu gadis urakan. Bagaimana tidak urakan setelah meminta maaf langsung main kabur.
***
Pak Samsul tukang kebun dikampus sedang mengantar Hana ke ruangan pimpinan. Disinilah gadis itu sekarang berdiri di depan pintu bertuliskan Direksi Room.
"Bapak yakin dia bukan dosen baru dikampus ini?" tanya Hana pada Pak Samsul.
"Betul Neng, Beliau bukan dosen melainkan pengurus yang baru di Kampus. Ini ruangan beliau. Kalau begitu saya permisi ya, Neng" ujar Pak Samsul.
"Baiklah, terima kasih ya Pak."
"Sama-sama, Neng."
Mendadak raut wajah Hana berubah cemas, tapi dia harus berani masuk ke dalam dan menanyakan kunci motornya pada pria berkaca mata itu, yang sialnya Dia seorang putra pemilik Universitas Majapahit. Hana menghembuskan nafas dalam-dalam agar mendapat keberanian untuk masuk ke dalam.
Tok