Happy Reading...
● ● ●
"Sejujurnya hatiku sangat sakit, melihatmu dengannya. Tapi aku gak mau egoku menghancurkan pertemanan kita."
● ● ●
Brayen mengedarkan pandangannya ke sekitarnya, yaitu di halaman depan gedung bioskop, untuk mencari sesuatu. Pandangan Brayen seketika terhenti dan tertarik akan sesuatu yang ada di sebrang jalan sana.
"Seyy gue kesana sebentar ya, lo disini aja. Sebentar aja," pinta Brayen kepada Seyya.
"Oke," jawab Seyya singkat.
Sekitar 15 menitan, Brayen berjalan kearah Seyya, yang selesai membelikan sesuatu, yaitu 2 minuman dingin kesukaan Seyya dan bisa mengembalikan mood Seyya di kedua tangan Brayen.
Brayen melihat sosok gadis cantik itu dari belakang, tetapi gadis itu tidak menyadari keberadaannya. Dengan refleks, kata "Cantik" terlontar begitu saja dari mulut Brayen. Seketika terlintas ide konyol dari kepala Brayen.
Brayen langsung mengambil langakah pelan-pelan, tanpa suara, supaya keberadaannya tidak ketahuan Seyya. Lalu minuman dingin yang Brayen bawa ditangan kanannya, ia tempelkan di pipi kanan Seyya.
Seyya yang merasakan pipinya tiba-tiba dingin seperti dikulkas, membuat dia terlonjak kaget, dan kehilangan keseimbangan. Seyya pun, hampir jatuh karena hilangnya keseimbangan.
Grepp...
Tetapi hal itu tidak terjadi, karena keberuntungan masih memihak pada dirinya. Brayen dengan mengambil gerak cepat, ia menangkap tubuh Seyya yang hampir jatuh ke lantai, dengan kedua tangannya.
Tapi mereka berdua dibuat mematung sejenak, dengan posisi mereka yang benar-benar dekat. Dan mereka juga saling tatap-tatapan sejenak.
Tapi itu tak bertahan lama, karena Brayen tersadar akan ada sepeda yang melintas, dan nyaris menabrak Seyya.
Grepp...
Brayen pun langsung tersadar akan sepeda itu dan dia mengambil gerak cepat untuk menarik Seyya kedalam pelukannya dengan refleks.
"Aduhhh Brayen."
"Maaf, maaf."
"Coba kalau gue gak nangkap lo tadi, lo bisa jatuh terus diketawain semua orang, sama lo bisa ditabrak tu bapak-bapak," tutur Brayen.
"Iya, iya makasih," ucap Seyya sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
"O ya, nih," Brayen menyodorkan salah satu minuman dinginnya yang ada di tangan kanannya.
"Buat Seyya?" tanya Seyya memastikannya.
"Gak, buat bapak-bapak tadi itu," ucap Brayen asal.