Happy Reading...
● ● ●
"Gue sebenarnya suka sama lo, tapi kebahagiaan lo yang paling penting. Melihat lo bahagia bersama yang lain, itu sudah cukup buat gue bahagia"
● ● ●
Kringg...
Bel istirahat pun berbunyi. Seyya meminta Brayen, Siska, dan Kesya, untuk tidak menunggunya saat istirahat ini. Karena dia ingin mengajak si anak baru, untuk ke kantin bersama, bagaimanapun caranya, siapa lagi kalau bukan Kevin Julio.
Sebelum Seyya memanggil Kevin, Seyya mengatur nafasnya sebentar untuk menghilangkah kegugupannya, setelah itu, ia mulai membuka suaranya.
Kamu pasti bisa Sey! Teriak Seyya dalam hatinya, untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Kevin, kamu mau gak ke kantin bareng Seyya?" tanya Seyya dengan wajah memelas supaya Kevin mau.
"Gak," jawabnya singkat.
"Yaudah kalau Kevin gak mau, Seyya bakal ngealpha Kevin, kan Seyya pegang absennya," Seyya terpaksa mengancam Kevin, karena hanya ini cara satu-satunya yang Seyya bisa.
Astagfirullah, ngapain sih pakai acara ngancem-ngancem segala, dasar ngeselin. Tapi kalau gue di alpha, mati gue, gue bakal dimarahin bokap gue habis-habisan. Gawat!
"Oke, gue mau," jawab Kevin dengan terpaksa, dan memasang tampang wajah malas banget.
Seyya sangat senang bisa ke kantin bareng Kevin. Dia menggigit bibir bawahnya, untuk menahan supaya tidak terlihat terlalu senang di hadapan Kevin. Sangking senangnya, dia ingin sekali berteriak, tapi anehnya hatinya sungguh tenang sekali.
Ketika Kevin mulai berdiri dan mengambil langkah menuju ke luar kelas. Sedangkan Seyya membalikkan badannya sebentar sambil mengeluarkan kegembiraannya yang meronta-ronta.
"Ayo!" ajak Kevin, yang melihat Seyya masih diam ditempatnya.
"Iya, iya," Seyya yang tersadar dengan ucapan Kevin, dia langsung menghentikan tingkah konyolnya, dan membalikan badan, untuk langsung jalan disamping Kevin menuju Kantin.
Sedangkan disisi lain, ada Brayen yang dari tadi melihat semua tingkah Kevin dan Seyya, dia hanya bisa diam dan menahan rasa kecewa.
"Ternyata ini firasat buruk gue dari tadi pagi," tutur Brayen dengan nada penuh kecewa, sambil menghembuskan nafas panjangnya.
"Gue sebenarnya suka sama lo, tapi kebahagiaan lo yang paling penting. Melihat lo bahagia bersama yang lain, itu sudah cukup buat gue bahagia"
* * *
"BRAYEN, BRAYEN," teriak seorang gadis, bersama teman disampingnya, yang tiba-tiba datang dikelas brayen dengan nafas yang ngos-ngosan, kayak habis berlarian.
"Apa?" tanya Brayen dengan santai.
"Entah nih, Siska tiba-tiba ngajak gue ke kelas lo, maksa lagi," sewot temannya yang disebelahnya, yaitu Kesya, dengan memainkan ponselnya.