When it was good it was bittersweet honey
You made me sad 'til I loved the shade of blue
I know you don't want to talk to me
So this is what I will do
Maybe you're listening
So here's one last song for you
Here's one last song for you ....
Suara berat dan merdu Sam Smith menyanyikan One Last Song yang terdengar, kala Lana menyesap secangkir Cappucino di hadapan perempuan berambut keriting pirang yang menggeleng-gelengkan kepala setelah mendengar ceritanya.
"Gue rasa sih, ibunya Hesa memang benar-benar nggak suka kalau lo masih kerja, Na," komentar Wanda sambil bertopang dagu, "Makanya lo dikasih saingan sekarang. Tambah susah kan, jadinya kalau begini."
Lana mendesah pelan. Pikirannya kalut memikirkan nasib hubungannya dengan Hesa. Hati Lana dibuat panas ketika Sekar malah menantangnya.
"Sekarang pilihan ada di kamu. Mau menjadi istri Hesa atau membiarkan orang lain yang menjadi istrinya."
Saat Sekar mengatakannya, Lana memilih untuk diam. Tak mau lagi berdebat panjang lebar dengan ibu kekasihnya itu. Lana masih menjaga etika di depan Sekar. Padahal hati Lana seperti diiris mengetahui kemungkinan besar seorang Sekar Banuwati tidak menginginkannya menjadi istri Hesa.
Keberadaan Jani seperti sudah disiapkan Sekar untuk menjegal langkah Lana bersama Hesa. Sempat Lana berpikir apa itu hanya pikiran buruknya saja, karena mungkin Sekar hanya mencoba untuk menggertak. Namun Lana semakin dibuat panas, begitu melihat Sekar tidak mengacuhkannya dan lebih tertarik mengobrol dengan Jani. Seolah Lana makhluk tak kasat mata yang tidak bisa dilihat kehadirannya. Lana masih mencoba bersabar.
Puncaknya ketika Hesa akan mencoba puding yang dibuatkan Jani. Alih-alih membiarkan lelaki itu memakannya sendiri, Jani malah menyuapi Hesa tanpa sedikitpun terlihat sungkan. Lana langsung merutuk dalam hati. Berpikir sarkas tentang fungsi tangan Hesa yang sudah berubah menjadi pajangan. Tangan yang mungkin tidak bisa digunakan lagi, sampai mau-maunya disuapi Jani. Batas kesabaran Lana tidak bisa menolerir apa yang terjadi di depan matanya.
Lana tetap berpamitan dengan sopan pada Sekar dan juga Damar Jumantara---ayah Hesa---setelah sebelumnya memesan taksi online. Lana beralasan kalau sudah ada janji bertemu dengan temannya.