•Bandung, Oktober 2006
Sepeda motor yang dikendarai Ares berhenti tepat di depan sebuah rumah berpagar putih. Seperti biasa Ares selalu membunyikan klakson beberapa kali sebagai tanda kalau dirinya sudah tiba.
"Tunggu ya, Res!" teriak seorang remaja perempuan yang menyembulkan kepalanya dari jendela kamar di lantai dua.
Pemuda itu lalu mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya dan mulai mengetikkan pesan untuk Lana.
- Kalau sampai lima menit lagi belum juga keluar, mending lo naik angkot aja sendiri
Send
Ares mulai men-starter motornya lalu memberi tanda dengan satu kali klakson. Terbukti, ancaman Ares cukup ampuh membuat perempuan dengan seragam putih abu-abu itu bergegas keluar dari rumahnya. Lana berjalan sembari mengumpulkan rambut sebahunya dalam satu genggaman dan dengan cekatan mengikatnya menjadi kucir ekor kuda.
Lana mengambil helm yang disodorkan Ares. "Nggak sabaran banget sih, Res," gerutunya.
"Sengaja," ujar Ares dengan senyuman jahil. Ares memindahkan posisi ranselnya ke depan dada, agar gadis yang akan diboncengnya bisa duduk lebih leluasa.
Mata Ares meneliti wajah Lana yang kelihatan agak berbeda dari hari biasa. "Lo dandan pakai makeup ya?" tanyanya.
Lana mengangguk. Senyumnya terkembang. "Gimana? Cantik kan?"
Bukannya mendapatkan pujian, Lana malah menuai protes Ares. "Mana ada anak SMA pakai makeup ke sekolah? Lagian menor banget," cetus Ares.