Shadow of Treachery

Ang.Rose
Chapter #25

THE BARGAIN AND THE BEGINNING

Roy dan Franz keluar dari dalam kamar, wajah Franz sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, jika sebelumnya wajahnya masih terlihat begitu tertekan namun kini sudah terlihat jauh lebih baik.

“Are you ok?” tanya Tama.

Franz menepuk pundak Tama sambil tersenyum. “Fine, gue gak papa. Santai, cuma berpikir aja apa yang harus gue lakuin.”

“Gue harus laporan kalau lo nolak kah Franz?” tanya Reigha sambil mengangkat cangkir kopi yang sudah dingin itu.

Franz tahu bahwa kata-kata itu hanya sarkasme yang dikeluarkan oleh Reigha karena dia tahu persis bahwa Franz tidak akan menolak tawaran ini. “Gue disini untuk ketemu sama adik gue, kalau cara yang harus gue tempuh dengan kerja sama TRP, then I’ll do it.

“Then we have a deal.”

“No,” ucap Franz.

“Lah, gimana sih? Ini maksudnya gimana? Lo mau apa gak?”

No more secrecy. Kalian mau masalah ini selesai berarti gak ada lagi yang kalian tutupi, kita saling membuka bukti dan teori masing-masing, kita harus bergerak cepat, sebelum ada korban lain.”

Reigha mendengar permintaan Franz dengan seksama, pikirannya memperhitungkan banyak hal, jika dia menyetujuinya akan banyak hal yang diketahui oleh Franz dan dia harus melaporkan itu kepada Presiden, dan mungkin karena pengetahuan dan keahliannya, dia bisa di rekrut ke TRP.

Menambah daftar panjang Anggota TRP bukanlah prioritas saat ini, walau dia juga tahu, dia butuh lebih banyak orang dengan otak dan koneksi seperti Franz.

Kean dan Abimanyu selalu pergi untuk melakukan penyelidikan sesuka hatinya, dia tidak mungkin selalu melakukan semuanya hanya dengan Putra. Andre pun ada karena dia dipanggil langsung jika tidak dia pun sama dengan dua orang lainnya, selalu pergi menyelidiki dan memilih kasusnya sendiri.

Meskipun direkrutnya Franz ke TRP kemungkinannya kecil tapi kemungkinan tidak direkrut juga tidak ada. Ini seperti melakukan taruhan, dan semua bisa saja terjadi.

Reigha pada sampai keputusannya, kasus ini menyangkut hidup orang banyak dan dia harus mengakui hal tersebut. “Kalau kata-kata itu keluar dari mulut gue, can you think that’s unofficial?

Franz mengerti argumen Reigha, dia tidak bisa juga memaksanya. “TRP is always unofficial.”

“So, can we get a deal?”

“One thing.”

Reigha memutar bola matanya, dia cukup kesal sekarang, dari khawatir menjadi muak dengan Franz yang selalu mengulur-ngulur waktu, padahal dia sendiri yang mengatakan bahwa mereka harus bergerak cepat.

“Can you drop it at once, not like this?”

“Just one thing,” wajah Franz berubah serius, dan dia benar-benar seakan meminta tolong. “Kalau Vivi nanti ditemukan, biarkan dia pulang.”

“Wira,” Roy terkejut dengan permintaannya.

“Bang, lo yakin?” Tama pun meragukan dia.

“Ehh, can we do that? I don’t think so,” Putra pun ikut menanggapi hal ini.

“Itu gak sepenuhnya mustahil, tapi gak sepenuhnya bisa juga, kalau di tanya, bisa atau gak, bisa tapi tergantung,” ucap Andre sambil menatap Reigha. Mereka masih beruntung karena Franz hanya ingin adiknya pulang sebelum akhirnya harus pergi lagi.

Sesuai dengan apa yang mereka diskusikan sebelum mereka menyelidiki kasus ini. Venice harus masuk penjara, karena dia bisa dipastikan akan melakukan hal-hal yang melanggar hukum, hanya menjadikan dia aset tidak bisa menghapus dosanya.

“Walau TRP terkadang bergerak di luar hukum, tapi negara ini negara hukum, dia melakukan banyak pelanggaran, being a hacker that means she violates everyone, the manifesto that she made, it’s a threat, and you can’t deny it.

“Then we have a deal,” Franz mengulurkan tangannya.

Mereka berdua bersalaman dan menyepakati hal itu. Jika mereka menangkap Venice nanti mereka akan memulangkan Venice terlebih dahulu dan melihat situasinya, itu juga tergantung dengan seberapa besar kesalahannya nanti.

“Sorry ya, maaf kalau gue lancang dan mengganggu situasi kalian berdua, tapi, kita sama-sama tahu lo berdua itu alpha, sedangkan Andre cuma alpha yang mengakui kalau Reigha pemimpin, now, I’m asking, which one of you will be the leader?” tanya Putra dengan terus terang.

“My priority is Vivi,” ucap Franz.

Lihat selengkapnya