Suara tawa menggema di sebuah ruangan yang kini tengah di penuhi dengan debu dan barang-barang lapuk yang sudah tak terpakai. Seringai tajam yang di perlihatkan nya dalam cahaya remang-remang membuat siapa pun takut akan-nya. Kilatan dari pisau tumpul yang kini tengah penuh akan darah, mengalir dengan perlahan membasahi setiap lantai kotor yang menjadi pijakan nya saat ini.
Gadis itu tengah terkapar dengan banyaknya luka yang kini tak dapat dilihat dengan jelas. Yang bisa di pastikan saat ini hanyalah nyawa yang telah hilang dari raganya.
Sosok itu pun perlahan menurunkan tubuhnya dan berjongkok tepat di hadapan gadis yang kini tengah menatapnya kosong dengan leher yang telah di penuhi darah. Kakinya menginjak dengan keras jari-jari yang kini hanya tersisa daging tanpa kulitnya.
"Ini semua salahmu, jangan bilang pada Tuhan jika aku membunuhmu. Karena, sebenarnya kau lah yang mencari kematian itu."
Pisau tumpul itu pun kini ia sayat kan dengan perlahan pada wajah cantik yang kini sudah tak berupa. Suara tawa dalam kegelapan dengan udara penuh sesak namun tetap tak menghilangkan kenikmatannya saat melihat pengganggu dalam hidup gadis pujaannya kini mati tepat di tangannya sendiri.