Tepat tengah malam, akhirnya Bima hampir sampai menuju Rumahnya. Dia telah melalui jalanan tanpa hambatan sama sekali. Tidak seperti biasanya kemacetan terkadang menghadang, menambah waktu tempuh perjalanan. Bima juga melalui jalanan yang tidak pernah Dia lalui sebelumnya, namun Dia akhirnya sampai dengan benar.
Hal itu di karenakan orang yang berada di sebelahnya, yaitu Palakka. Sejak meninggalkan Desa, Dia menjadi seorang juru pemandu perjalanan. Bima penasaran, pernahkah orang seperti Palakka pergi ke banyak tempat. Dia yang terlihat sangat nyentrik, pasti akan menarik banyak perhatian. Bahkan mungkin di sangka sebagai seorang penari topeng acara hiburan tradisional.
"Bolehkah Saya bertanya pada Guru?," tanya Bima yang dengan santai melajukan mobilnya, kepada Palakka yang hanya menatap lurus jalanan di depan.
Palakka yang mendengar Dia ditanyai, kini melirik pelan kepada Bima. Wajah tertutup topengnya tampak kosong. Namun, ada anggukan ringan yang ditunjukan.
"Apa Anda sering pergi ke banyak tempat sebelumnya? Saya penasaran, karena Anda terlihat sangat hafal jalanan sejauh ini," begitu yang dikatakan oleh Bima.
Hanya ada jawaban gelengan kepala pelan setelah sejenak terdiam. Tampaknya Palakka memang tidak pernah keluar dari Desa. Namun, dari mana Dia bisa tahu jalanan ke manapun, mungkin jelas karena Dia adalah orang yang dianggap sakti. Bima tidak bisa menampik bahwa Palakka mirip Dukun.
Tepat setelah memasuki jalanan toll. Banyak sekali beberapa mobil kepolisian terlihat di pinggiran jalanan masuk Jakarta Barat. Salah satu mobil polisi akhirnya mengejar Bima. Dia sadar, bahwa sebelah kaca sepionnya memanglah tidak ada. Maka wajar Dia akan di kejar. Dengan santai, Bima meminggirkan mobilnya ke bahu jalanan dan berhenti.
Bima hanya bisa terdiam di sana. Lalu Dia melihat tidak hanya mobil Polisi yang mengejarnya, namun hampir setiap mobil polisi yang berada di samping jalanan kini mendatanginya, satu persatu. Tampak sangat aneh, bahwa banyak polisi kini turun dari mobil Mereka dan menghampiri Bima.
Dia tidak beranjak dari mobilnya, hanya menunggu hingga salah seorang Polisi menghampirinya. Ketika salah satu Polisi datang, melihat ke arah Kursi pengemudi tampak terkejut.
"Permisi Pak, ada apa yak?," tanya Bima singkat. Seolah-olah Dia tidak sadar bahwa telah melakukan kesalahan.
Dalam waktu beberapa saat, Polisi tersebut mematung di tempat. Hingga Dia mulai kembali sadar dan mencoba berbicara kepada Bima.
"Selamat malam Pak. Anda benar Dokter Bima Warta?," begitu yang dikatakan Polisi itu. Dia menanyakan dengan sedikit ragu tentangnya.
"Benar sekali. Saya Bima Warta," ujar Bima singkat.
"Senang melihat Anda Pak. Kami yang merupakan regu pencari, kini bertugas menjemput Anda dan mengantarkan Anda dengan selamat sampai tujuan. Untuk lebih jelasnya setelah Anda benar-benar sudah sampai," ujar sang Polisi yang kini memberikan penjelasan kepada Bima, alasan semua polisi kini mengelilinginya.
"Oh, terima kasih banyak Pak," ujar Bima. Dia sudah menyangka, bahwa Dia yang tidak kembali dalam waktu seminggu pasti akan melibatkan Polisi.
Polisi yang menanyai Bima kini melangkah dan memberikan arahan kepada polisi lainnya. Mereka semua kembali ke mobil Mereka masing-masing. Sirine Polisi dinyalakan, sebagai tanda untuk membuka jalan dalam pengawalan.