Shaman Palakka

Raxl Sri
Chapter #11

Memahami #11

Waktu telah menunjukan pukul 01.00 dini hari. Semua orang yang hadir dengan Bima, kini meninggalkan tempat dan kembali. Komandan Rendra bersama dengan Kelompok Polisi yang telah mengantarkan Bima hingga ke Rumahnya kembali menuju kantor Mereka untuk mempersiapkan segala hal yang menyangkut pengajuan kasus penyerangan. 


Detektif Juan dan asistennya Dandi, kembali ke Kantor Mereka untuk meninjau segala berkas yang telah di berikan Oleh Bima, perihal perusahaan dan orang-orang yang berkaitan, dalam masalah yang hingga hari ini belum memiliki titik terang, bahkan menyangkut dengan pihak pemerintah.


Angga dan Kakak Perempuannya Citra, kembali pulang setelah memastikan banyak hal kepada Bima dan memulangkan Nanda yang sudah lama merindukan Ayahnya. Hanya tersisa Palakka yang bersama dengan Bima serta Putrinya Nanda di dalam Rumah. Sebagai seseorang yang menjadi Tombak penyelesaian yang pada awalnya telah menimpa Ayah Bima yaitu Bapak Bandoyo, sebagai orang yang sakti tentunya Palakka di percaya untuk terus melindungi keluarga Bima.  


"Mungkin besok akan ada banyak keributan setelah kabar kembalinya Aku dengan selamat. Tapi tidak akan ada masalah selama Guru Palakka bersama dengan Kita," ujar Bima ketika menutup pintu Rumah. 


Bima melirik ke arah Sofa ruang tamu, di mana Nanda Putrinya telah tertidur lelap dalam lahunan Palakka. Hanya dalam waktu singkat, Putrinya yang biasanya sangat pemalu dan selalu menjauhi orang asing, tiba-tiba dengan mudah menerima seseorang seperti Palakka. Bahkan Bima heran, dengan penampilan Palakka yang aneh tentunya anak-anak tidak akan merasa nyaman, bahkan bisa saja ketakutan saat melihatnya. 


"Guru, maaf telah banyak merepotkanmu. Biarkan Saya saja yang membawa Nanda ke kamarnya," ujar Bima, yang kini berjalan menghampiri di mana Palakka dan Nanda berada. 


Namun, yang terjadi adalah Palakka berdiri dan memangku Nanda menuju kamarnya. Bima bahkan sempat kaget dengan tindakan Palakka tersebut. Dia bahkan belum memberitahukan di mana letak kamar Nanda di rumahnya kepada Palakka. Tapi, langkah Palakka benar-benar tidak salah. Itu memang arah di mana kamar Putrinya berada. Seperti yang seharusnya, sebagai seorang yang memiliki keahlian khusus tentunya Palakka dapat mengetahui sesuatu dengan mudah, bahkan tanpa diberitahukan sebelumnya oleh Bima. 


Dalam pikirannya, sebutan Dukun atau Cenayang memanglah pas untuk setiap tindakan dan penampilan Palakka sendiri. Bahkan, orang-orang yang telah bertemu dengannya hanya sekali pasti akan berpikiran sama. Mau tidak mau, mulai sekarang Bima harus lebih membiasakan diri untuk tidak kaget dengan apapun yang akan dilakukan oleh Palakka nantinya.


Palakka yang memangku Nanda dengan kedua tangannya tidak merasa kesulitan ketika harus membuka pintu. Karena pintu kamar itu terbuka dengan sendirinya tanpa harus di sentuh. Bima yang melihatnya hanya harus lebih sering menghela nafas. Bahkan ketika Dia memasuki kamar Nanda, lampu menyala tanpa harus di tekan terlebih dahulu.


Seolah-olah semua yang ada di Rumah Bima memang memiliki kinerja otomatis.

Nanda di tidurkan di ranjangnya, dan di tutupi oleh selimut oleh Palakka. Semua tindakannya di lihat oleh Bima yang mengikuti dan memperhatikan dari belakang. Mereka bertemu pandang, hanya wajah Bima yang tampak sedikit kaget dengan tatapan lurus dari balik Topeng Penari itu.


"Ah, maaf Saya sedikit kaget. Anda bisa tidur dan beristirahat di sebelah kamar Saya. Mari Saya antarkan. Oh! Saya rasa Anda juga sudah tahu tempatnya," ujar Bima sedikit kaku. Perasaannya sedikit gugup entah kenapa.


Lihat selengkapnya