Shaman Palakka

Raxl Sri
Chapter #12

Hanya Sedikit #12

Di situasi yang sangat menggemparkan, banyak pihak media berbondong-bondong mencari keberadaan Dokter Bima berada. Mereka sudah dalam waktu beberapa hari mencari keberadaan pasti Dokter Bima dengan hasil nihil. Mereka mulai mendatangi Rumah, Kantor, Rumah sakit, dan bahkan kator Polisi. Mereka juga sempat datang ke Kantor milik Detektif Juan dan tidak menemukannya. 


Pada kenyataannya, Bima tengah berada di Rumah Angga dan akan segera mendatangi Detektif Juan untuk segera melakukan banyak diskusi mengenai masalahnya. Dia dengan santai melakukan semua aktifitasnya, bahkan dalam perjalanannya Dia bersama dengan putrinya Nanda dan Palakka dalam mobil.


"Kamu tidak di kejar-kejar Wartawan saat pergi ke sini? Aku khawatir," begitu yang dikatakan oleh Angga kepada Bima. Dia mengkhawatirkan nasib Bima yang sekarang sedang di buru banyak pihak. 


"Aku gak kenapa-kenapa. Tenang, selama Aku sama Guru Palakka gak perlu khawatir," ujar Bima santai. Dia sempat menunjuk ke arah mobilnya dan Angga melirik ke sana juga.


Di dalam mobil hitam, sudah ada Nanda dan Palakka yang sedang menunggu dengan santai. Mereka berdua juga melihat bagaimana Bima tengah berbicara santai kepada Angga.


"Kalau gitu hati-hati di jalan Bro, kalau perlu apapun kasih tahu Aku," ujar Angga kepada Bima sambil tersenyum.


"Tentu. Terima kasih buat semuanya selama ini. Gak tahu kalau bukan karena Kamu, bagaimana nasib Anak semata wayangku," begitu yang dikatakan oleh Bima kepada Angga dengan rasa syukur yang tulus. Dia sangat bersyukur memiliki teman layaknya saudara seperti Angga. Jika bukan karena Dia, entah bagaimana nasib Nanda sekarang. 


Bima melangkah dengan hati tenang. Dia telah memilih seseorang yang benar-benar peduli kepada keluarga kecilnya. Kini saatnya Dia menuju kantor di mana Juan berada. 


Bruk!


Suara pintu mobil tertutup. Bima telah menaiki mobilnya dan segera melajukan mobilnya dengan penuh tekad. Dari kejauhan Angga melihat kepergian Bima dengan kekhawatiran yang tidak bisa Dia sendiri jelaskan. Matanya terlalu fokus menatap ke arah kaca sepion mobil milik Bima yang memantulkan bayangan penumpang di dalam, yaitu Palakka. Semenjak kedatangan Bima bersama Pria dengan Topeng di wajahnya, rasa takut tak beralasan itu terus muncul. 


***


Klak!


Terdengar bunyi dari pintu laci yang di buka. Setumpuk kertas yang berisikan dokumen dan berkas berada dalam map besar transparan. Orang yang mengambilnya tidak lain adalah Juan sendiri. Dia berada di kantornya selama beberapa hari hingga lembur. Asistennya Dandi juga ikut menemaninya dalam bekerja. 


Tok tok tok.


Bunyi suara pintu depan di ketuk beberapa kali. 


"Paket!"


Ternyata telah datang paket kiriman dari seorang kurir. Dandi yang awalannya hanya duduk di sofa ruang tamu, kini berdiri dan melangkah menuju pintu depan. Dengan santai Dia melirik Juan sambil memegang gagang pintu. 


"Pasti paket bunga lagi buat Boss," ujar Dandi sambil nyengir jahil.


"Ngaco Kamu," balas Juan masa bodoh.


Lihat selengkapnya