Bima telah sampai di kantor perusahaan cabang kota Jakarta. Dia telah melajukan Mobilnya dengan santai karena telah melakukan janji bertemu sebelumnya.Siapa lagi kalau bukan dengan PamannyaWicaksono. Sebagai salah satu orang yang merupakan dari pengurus perusahaan Pamannya merupakan orang yang memiliki banyak koneksi dengan Pejabat Pemerintah. Sehingga tidak mudah untuk dapat bertemu dengannya.
Bima memberhentikan laju Mobilnya dan melirik Nanda dan Palakka untuk turun dari mobil segera. Bima melihat bahwa Palakka yang duduk sendirian di kursi belakang, bergeming dan hanya terdiam. Hal itu membuat Bima harus menghampirinya, namun Dia menurunkan Nanda dahulu dari Kursi di sebelahnya.
“Guru, Kita sudah sampai. Guru Palakka?” tanyaBima dan menepuk pundak Palakka pelan.
“Papa, kayaknya Paman Palakka ketiduran,” ujar Nanda dengan wajah polosnya. Dia melihat bagaimana Ayahnya tengah berusaha berbicara dengan Palakka yang hanya duduk terdiam bergeming.
Bima kembali menepuk pundak Palakka dan mencoba agar tidak membuatnya kaget ketika terbangun. Seperti yang telah dikatakan oleh Nanda Putrinya, sepertinya memang benar bahwa Palakka tengah tertidur ketika duduk dalam perjalanan.
Seperti yang sudah di duga oleh Nanda, ternyata benar bahwa Palakka mungkin tertidur dalam perjalanan. Setelah beberapa kali tepukan di pundaknya, kini Palakka mulai meregangkan tangannya.Dia juga melirik ke arah Bima, seolah-olah Dia tidak tahu apa yang telah terjadi sekarang.
“Kita sudahsampai, mari turunsejenak. Saya ada perlu untuk bertemu dengan seseorang di Kantor,” ujar Bima kepada Palakka yang kini duduk menatap lurus ke arah Bima.
Palakka lalu mengikuti Bima untuk turun dari Mobil dan di ikuti dengan Nanda yang meraih tangan kanan Palakka. Bima yang melihatnya tersenyum simpul. Sejak mulai Mereka berdua bertemu tampak mulai ada keakraban yang tidakdisangka-sangka oleh Bima pada awalnya. Dia cukup mengenal Putrinya yang pemalu dan tidak mudah bergaul dengan orang asing. Bahkan melihat Palakka dengan penampilan yang tidak umum, biasanya anak kecil akan merasa takut terutama ketika melihat wajahnya tertutup olehTopeng Penari.
Mereka bertiga akhirnya berjalan beriringan menujuruangan dalam Gedung. Beberapa orang tampak memperhatikan ke arah Bima yang berjalan mendekat, terutama bagian Penjaga di Lobi masuk Gedung. Mereka yang melihat persis ke arah Bima dengan sigap menyapa dengan antusias.
“Selamat datang Pak Bima.Senang melihat Anda telah kembali,” ujar salah satu Penjaga di depan pintu gedung kantor yang menyapanya sambil mengucapkan salam.
“Terima kasih banyak,” balas Bima singkat.
"Sama-sama Pak," ujar Penjaga pintu Lobi.
Bima kini melangkah masuk dan menemukan bahwa beberapa orang yang masih berada di Kantornya. Melihat Bima memasuki Kantornya sontak banyak orang menyapanya dengan begitu haru.
"Sungguh senang melihat Anda lagi Pak."
"Kami bersyukur Anda selamat."
"Banyak hal terjadi selama Anda menghilang. Kekhawatiran Kami belum hilang sampai hari ini."