Shaman Palakka

Raxl Sri
Chapter #18

Potongan Mayat Yang Sempurna #18

Pagi telah menjelang, hujan yang terjadi semalam terlihat dari tanah halaman yang masih basah oleh air hujan. Bima baru bangun dari tidurnya, meskipun semalam ia telah di serang oleh sesuatu yang tidak masuk akal. Anehnya masih bisa ia tertidur dengan lelap. 


Tepat di ruang tengah rumah, sudah ada Palakka yang duduk dengan santai di sofa. Bima menghampirinya dan duduk di sebelahnya. 


"Guru, bolehkah Saya bertanya perihal semalam?" tanya Bima kepada Palakka. 


Hanya ada anggukan pelan yang dilakukan Palakka ketika melirik ke arah Bima. Dia terlihat tidak keberatan untuk ditanyai sesuatu.


"Anda sudah tahu siapa orang yang mengirim hal semalam?" Begitu yang ditanyakan oleh Bima kepada Palakka. Dia merasa penasaran akan seseorang dibalik penyerangan yang menakutkan itu. 


Palakka hanya mengangguk, namun jari telunjuknya di arahkan ke bibirnya di balik topeng penari yang ia gunakan. 


"Baiklah jika itu hal yang tidak boleh diberitahukan pada siapapun, tentunya Saya mempercayai Guru sepenuhnya. Apa Anda mau kopi?" begitu yang dikatakan oleh Bima sebagi tanggapan atas peranyaannya dan jawaban dari Palakka. 


Ketika jari telunjuk di arahkan ke bibir, itu adalah isyarat untuk tidak membicarakan sesuatu hal tersebut kepada siapapun. Namun dengan jawaban anggukan, maka sudah jelas Palakka telah tahu siapa orang yang mengganggu Bima, hanya saja tidak ia katakan secara langsung. Mungkin ada sesuatu hal yang belum saatnya Bima ketahui.


Bima melangkah menuju Dapur setelah menawarkan kopi kepada Palakka. Seperti yang biasa ia lakukan di pagi hari, ia akan menyiapkan makanan untuk sarapan. 


Klak. 


Bunyi pintu kamar terbuka dan memperlihatkan Nanda yang baru daja bangun. Wajahnya yang terlihat masih mengantuk terlihat jelas dan sekali-kali ia menguap. 


Dengan sangat santai ia pergi menuju sofa setelah melihat Palakka di sana yang duduk dengan sangat santai. Entah apa yang sebenarnya akan dilakukan olehnya, hanya saja Bima akan mengikuti apapun yang bisa ia lakukan sesuai dengan perintahnya. 


Klik. 


Pintu kamar terbuka, lalu dari dalam kamar terlihat Nanda keluar menghampiri Palakka yang duduk di Sofa. Nanda duduk tepat di samping Palakka dengan santai. Dia terlihat sangat nyaman untuk terus menempel bersama Palakka. 


Dari balik Dapur, terlihat Bima melangkah dengan membawa nampan berisikan minuman dan beberapa makanan untuk sarapan pagi. 


"Ayo, sarapan dulu," begitu yang dikatakan Bima sambil menaruh semua piring berisikan nasi goreng dan minuman di sebelah piring. 


Lihat selengkapnya