Hari itu surat kabar sudah beredar luas, akan sebuah kasus pembunuhan yang tidak biasanya. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa para korban pembunuhan adalah para buronan kelas tinggi.
Pembunuhan itu dilakukan secara acak, tidak mengukur kelompok atau organisasi mana yang akan diserang. Karena kabar itulah sekarang sudah terjadi kegaduhan di media berita televisi, bagian penegak hukum, bahkan dari bagian orang-orang yang disinyalir adalah bagian dari kelompok pembunuh bayaran.
"Sial, siapa yang tidak akan merasa cemas dan pusing dengan keadaan seperti ini?" ujar Dandi, dia barusan membaca selembar koran pagi hari itu.
Dia menggerutu sepanjang membolak balik koran, berisikan berita dalam beberapa pekan belakangan. Di ruangan kantor milik Detektif Juan kini tengah sepi, hanya ada Dandi seorang.
Karena Juan tengah pergi ke bagan kantor arsip di kantor pusat kepolisian. Sehingga hanya ada Dandi yang asistennya bekerja membereskan kantor, menerima Tamu dan lainnya layaknya pekerja rumahan.
Klik!
Suara dari gagang pintu yang dibuka terdengar. Dari balik pintu terlihat bahwa Juan telah Kembali.
"Loh, kok sudah balik ke Kantor?" tanya Dandi kepada Juan yang sudah Kembali ke kantor miliknya. Tidak seperti janjinya yang dikatakan oleh Juan kepada Dandi, bahwa ia akan Kembali sore hari. Juan sudah kembali pukul 10 siang hari.
Juan tidak menjawab pertanyaan Dandi dan hanya tersenyum, lalu dia memberikan satu Map besar kepada Dandi. Map bercorak batik dan dengan pinggiran merah itu terlihat sangat mencolok untuk dilihat.
"Bukannya jawab malah nyodorin kerjaan, itu mau diapakan?" tanya Dandi kepada Juan.
"Kamu input di komputerku lalu beri bagan depan, biar nanti bisa aku lihat langsung dan di edit langsung," ujar Juan kepada Dandi, wajahnya masih tersenyum tipis dan juga menyodorkan berkas itu kepada Dandi perlahan.
"Gitu aja, gampang itu," ujar Dandi sambil meraih berkas itu.
Dandi tampaknya membolak balik berkas Map besar itu, dia melihat begitu banyaknya arsip dari catatan yang beragam. Tapi ada satu hal yang membuatnya terpaku dan terbelalak. Sebuah kertas dengan warna merah mencolok dilihatnya disana.
Kertas warna merah jika digunakan, biasanya bukan jenisan kertas untuk bisa membuat Salinan. Alias kertas merah yang biasa digunakan untuk catatan tanpa duplikasi atau Salinan. Dandi, meskipun hanya sebagai asisten, ia tahu betul apa itu kertas merah yang digunakan dalam berkas catatan.
Dalam benaknya, dari mana Juan mendapatkan berkas dengan berisikan lebih dari 5 lembar kertas merah. Dia hanya tahu bahwa Juan baru saja Kembali dari kantor dokumentasi dan pemberkasan.
Kemungkinan yang Dandi tebak, mungkin saja Juan dapat koneksi tinggi untuk mendapatkan berkas yang tidak bisa di salin didalamnya. Meskipun penasaran ingin bertanya, tapi melihat raut wajah Dandi yang tersenyum, membuatnya mengundurkan niatnya. Juan tidak pernah sering-sering tersenyum.