Shani POV
"Bu Sri, besok aku mau cuti lima hari." kataku dengan cepat.
Bu Sri langsung menghentikan kegiatannya dan menatapku dengan serius. "Mau kemana Mey?"
Aku memutarkan bola mata. "Shani, bu. Mau ke pangandaran jenguk nenek, sekalian liburan."
"Lama banget lima hari!" fokusnya kembali ke layar komputer.
"Tanggung bu, kalo cuma tiga hari. Pokoknya kalo ada yang perlu di tanda tangan minta pak Zul, sama satu lagi, selama lima hari aku engga aktif medsos." jelasku panjag lebar.
Bu Sri memicingkan mata. "Hmmmmm, oke. Tapi pas pulang bawa oleh-oleh."
"Oke." jawabku singkat, aku ingin segera pergi dari ruangan bu sri.
Aku langsung pamit meninggalkan ruangan bu Sri, menuju lobbi ketemu Hana.
"Jadwal gue selama lima hari kedepan harus kosong."
Hana menengadah dan menghentikan sarapannya. "Mau kemana lo?"
"Liburan gue, mumet sama masalah hidup," mencomot sarapan Hana.
"Lama amat, terus kalo ada yang mau minta tanda tangan gimana? Lagi pada sibuk sekarang, Shan."
Aku diam. Aku sangat paham kondisi kantor yang sibuk, mendekati akhir tahun banyak sekali orderan masuk, stok kain di gudang juga mulai habis, belum lagi masalah pribadiku yang membuatku pusing.
"Heh, malah bengong." melambai-lambaikan tangan di depan wajah.
Aku mengerjap. "Ada Zul, Han. Lagian dia bisa ngehandle juga."
Drrrttt.... Drrrttt
"Ibu lo tu, semalem emang engga pulang?"
"Enggak, bentar gue angkat dulu." meninggalakan Hana yang masih sibuk dengan sarapannya.
"Kamu semalem kemana, Shani?" dari sebrang terdengar nada khawatir, tapi aku tidak peduli.
Hening, aku tidak menjawab pertanyaan mama.
"Ada apa?" nada ketus.
"Kebiasaan, di tanya balik tanya. Semalem mama tanya Fazri, dia bilang kamu nginep di kantor." jelasnya
"Udah tau ngapian tanya! Sekalian aku mau pamit, lusa Shani berangkat ke rumah nenek, di Pangandaran."
Setiap kali aku mengebrol dengan mama, emosiku sedikit naik dan suaraku naik satu oktaf secara otomatis.
"Ngapain ke sana?"