"Oiii bangun, hari pertama ni cup," teriak Alim. "Iya-iya lim, aku juga udah siap-siap kok kemarin malam, eh mana Ihsan," jawab Yusuf yang tiba-tiba penuh pertanyaan karena tidak melihat Ihsan. "Hmm dia dah berangkat tadi sambil bangunin aku," kata Alim. "Hah pagi-pagi buta begini wak, apa maksudnya anak aneh itu," ucap Yusuf lalu dengan segera dua anak lelaki itu bersiap. "Eh Ihsan tadi udah berangkat, kukira sama kalian," sapa Steve. "Halaah rakompak mamen-mamenku ini," ejek Lintang sembari mengemasi barangnya untuk berangkat. Ini masih jam lima pagi dan Ihsan sudah berangkat, meski jadwal masuk di hari pertama itu tepat jam tujuh pagi, membuat Alim dan Yusuf panik, bukan karena takut terlambat tapi beberapa kali mereka terkena masalah karena Ihsan dan mereka tak mau ada masalah lain yang datang.
Hari itu di vimana kecil Steve, terlihat dua anak panik setengah mati, tentu saja itu Alim dan Yusuf. Keringat Yusuf mengucur deras dan Alim tak henti-hentinya menggerutu. "Berisiik," keluh Lintang mendiamkan kedua anak itu. Lintang sebenarnya juga jadi cukup khawatir karena cerita Yusuf tentang perkemahan mereka bertiga, tapi dia berusaha tetap tenang. Steve yang mengemudikan vimana tetap berusaha fokus ke depan dan tak terlalu mengkhawatirkan Ihsan. Dia berfikir kalau selama ini tiga anak itu selamat-selamat saja meski kadang terkena masalah.