"Aku sendiri, ah, ini hari pertama aku masuk ke kelas Indra Savarni," gumam Ihsan di dalam vimana besar bertuliskan angka empat belas yang melaju cepat menuju kelas tersebut. "Semester pertama ini aku akan belajar tentang titik cakra muladhara, ya. Sepertinya ini akan memperkuat insting dan fisik dasarku," lanjutnya. Tak lama kemudian, vimana itu mendarat di rumah Indra Savarni, dan Ihsan pun turun, siap untuk kelas pertamanya.
Di hadapannya, terlihat sebuah gedung besar dengan ukiran-ukiran indah. Para murid berjejer dan menyanyi dengan semangat. Sebuah perpustakaan besar langsung menarik perhatian Ihsan, sementara taman bunga yang indah menghiasi area tersebut, dilengkapi dengan jalanan batu yang tersusun rapi. Pemandangan ini akan menjadi bagian dari kehidupannya selama lima tahun ke depan di rumah Indra Savarni.
"Heeeiii Ihsan, kamu juga ditempatkan di rumah ini?" sapa seseorang dengan suara yang terdengar akrab dari atas. Tiba-tiba, sosok seseorang mendarat tepat di depan Ihsan. Dalam samar, Ihsan melihat seorang wanita bermata tajam dan berkulit seputih susu yang tertawa ringan menyambutnya. "Ini aku, Ihsan," kata wanita itu. "Shafa!?" seru Ihsan terkejut, menyadari bahwa wanita itu adalah Shafa, yang pernah menolongnya saat dikejar lembu liar di perkemahan.
"Aku dengar kemarin ada insiden dengan penjaga keraton di rumah Uttama. Entah siapa tiga anak yang jalan-jalan bersama putri Shifa kemarin. Oh, ada juga seorang gadis yang dipentalkan oleh penjaga. Hihi, ngapain mereka cari masalah dengan keluarga bangsawan?" celetuk Shafa.
"Hmmm, Shaf, tiga anak laki-laki itu adalah aku dan kedua temanku yang pernah kuceritakan padamu. Kebetulan, waktu itu putri Shifa memang ingin jalan-jalan sendiri. Kami tidak menyangka ada penjaga yang mencarinya, jadi kami antar dia jalan-jalan, bahkan kami dibelikannya baju," balas Ihsan, yang membuat Shafa mengernyitkan dahinya.
"Dasar aneh, ada-ada saja tingkahnya. Ya sudah, ayo ke kelas bareng aku," ucap Shafa sambil menarik tangan Ihsan dan berlari. Mereka memasuki gerbang besar gedung marmer dan melangkah ke ruang kelas bertuliskan [GH027]. Ternyata, banyak sekali ruang kelas, dan hanya tertulis kode GH di perangkat, sehingga nomor kelas bisa dipilih sesuka hati.
Begitu memasuki ruang kelas, mereka melihat beberapa kursi lengkap dengan meja dan komputer. "Ting ting ting ting ting," bel berbunyi, menandakan kelas dimulai tepat pukul tujuh. Ihsan memilih duduk di kursi depan karena merasa belum paham tentang muladhara.
Guru yang masuk ke ruangan adalah Bu Siti. "Selamat pagi, murid-murid. Hari ini adalah hari pertama kalian di kelas Indra Savarni. Semoga kalian betah. Nama saya Siti, salam kenal. Kelas yang kalian ambil ini akan menjadi kelompok belajar kalian selama di sini," jelas Bu Siti.
"Baik adik-adik, kita mulai dengan pengertian dasar cakra muladhara. Muladhara adalah cakra pertama yang digunakan untuk memperkuat fisik. Mengaktifkan cakra ini akan membantu kalian meregulasi energi. Selain itu, jika cakra ini aktif, ia akan mengontrol energi kalian secara instingtif dan otomatis aktif selama pertarungan," jelas Bu Siti dengan detail dan contoh.