Sudah tiga bulan sejak mereka membuka warung. Saat ini, liburan panjang telah tiba, dan banyak siswa pulang ke rumah. Ihsan, Alim, Yusuf, Steve, dan Lintang berkumpul sambil mengelola warung mereka.
"Cakra kedua swadhistana, yang berkaitan dengan pengendalian nafsu, dapat digunakan untuk melepaskan energi dan membentuknya," baca Yusuf dengan semangat. "Benar, itu adalah cakra kedua yang akan kita pelajari bertiga. Hmm, Mas Steve, Mas Lintang, ada saran?" tanya Ihsan, disetujui oleh anggukan Alim. "Hmm, saya mungkin tidak bisa membantu secara teori, tetapi saya bisa membantu dalam hal pengendalian hawa nafsu dengan cara lain. Ayo, ikuti aku, kita jalan-jalan," jawab Lintang dengan tenang.
Setelah merapikan warung, kelima bersaudara itu segera menuju vimana Steve.
"Kita mau ke mana, Mas Lintang?" tanya Ihsan, tetapi Lintang hanya tersenyum dan meminta Steve untuk menjelaskan. "Hmm, kita akan pergi ke Kusumapura, ibukota saat ini dan juga kota hiburan terbesar. Apakah kamu yakin dengan ini, Lintang?" tanya Steve. "Yakin saja, santai saja, aku rasa tidak akan seberbahaya dulu," jawab Lintang. "Aku tidak yakin, tapi baiklah," kata Steve.
Mendengar itu, Yusuf, Ihsan, dan Alim menjadi bersemangat; mereka belum pernah mengunjungi ibukota sebelumnya. Tak lama kemudian, vimana dinyalakan dan mereka segera berangkat dengan cepat menuju Kusumapura. Pemandangan indah menghiasi perjalanan mereka. Setelah berkendara cukup lama, Alim melihat gugus bintang yang berbentuk seperti bunga mawar. Dia segera memberitahu Ihsan dan Yusuf, yang membuat mereka bertiga terpesona.
"Kita sudah sampai, bunga itu menandakan kita memasuki Kusumapura," kata Lintang, seolah-olah menjadi pemandu wisata.
Setibanya di Kusumapura, Ihsan, Alim, dan Yusuf, seperti anak-anak pada umumnya, berkeliling dengan penuh semangat.