Malam itu setelah warung tutup, Ihsan, Alim, dan Yusuf berdiri di lapangan latihan. Steve dan Lintang tampak terbang menghampiri mereka.
"Hei Ihsan, Alim, Yusuf. Lagi ngapain? Serius banget," tanya Steve.
"Kami sedang menyusun jurus serangan, Mas. Biar cocok untuk penggunaan pribadi. Kalian ada referensi buat jurus baru kami?" tutur Ihsan.
"Hoo, menarik. Aku sih nggak punya jurus buatan sendiri, tapi ada jurus serangan yang cukup menarik yang kupelajari waktu itu," jawab Steve sembari berjalan mendekat.
"Pantas serius banget, hahaha. Rupanya kalian anak-anak yang cukup banyak ide. Aku akan coba menunjukkan jurus serangan andalanku," timpal Lintang yang mulai tertarik.
Tak menunggu lama, mereka menuju tengah lapangan latihan untuk menyaksikan demonstrasi jurus dari Steve dan Lintang. Keduanya bersiap untuk menggunakan jurus masing-masing.
"Oi Steve, aku duluan ya," ucap Lintang.
Steve hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Lintang mulai merapal mudranya, dan energi sangat kuat memancar dari telapak tangannya, membentuk singularitas dan memunculkan energi baru yang jauh lebih mengerikan. Tanah pun bergetar akibat teknik tersebut.
"Hehe, ini jurus serangan andalanku. Namanya Murugan. Kurasa udah ada juga bukunya. Jadi teknik ini memakai energi murni yang nantinya akan dipancarkan dari tangan, lalu dipadatkan hingga membentuk reaksi fusi energi yang menghasilkan energi tingkat tinggi. Lalu kau harus mengambil sebagian kecil energi tadi dan menabrakkannya sedemikian rupa hingga terjadi fisi energi, yang akan melepaskan sebagian lagi energi potensial untuk bahan bakar fusi selanjutnya. Oh iya, sebagai tambahan, energi yang lebih tinggi akan memproduksi energi yang lebih rendah secara kontinu. Jadi, kalau bisa produksi energi dalam tingkat setinggi mungkin sebelum diluruhkan dengan reaksi fisi. Sebagai tambahan, jurus ini bisa dibentuk sesuka hati asal kontrol energimu bagus," jelas Lintang.
Jurus tersebut membuat Ihsan, Alim, dan Yusuf kagum, mengingat mekanismenya bisa menghasilkan energi sangat besar dan fleksibel dalam bentuk. Mereka pun mencatat ulang penjelasannya.
Kemudian tiba giliran Steve.
"Hmmm, giliranku," ujar Steve sambil mulai mengeluarkan energinya perlahan.
Ia membentuk pusaran-pusaran energi yang kemudian diisolasi menjadi bola, terdiri dari banyak benang putaran sebagai cangkang. Tak lama kemudian, inti bola itu menyala, namun energinya terasa sangat tenang, nyaris tak berbahaya.
"Kalau ini namanya Vinayaka. Dibentuk dari pusaran-pusaran energi yang saling mengikat hingga tercipta keseimbangan. Metode ini menciptakan cangkang isolasi energi yang menghasilkan inti tenaga dari akselerasi putaran masing-masing pusaran energi. Nah, inti tenaga ini akan mengolah ulang energi besar-besaran dan menimbulkan riak gelombang tenaga keluar. Ketika riak itu bertumbukan dengan cangkang isolasi, terbentuk lebih banyak pusaran energi di cangkangnya. Energi ini bisa terlepas kalau keseimbangannya diganggu, bisa sendiri atau dengan menumbukkan bola ini ke hal yang cukup kuat," jelas Steve.
Ia lalu mengarahkan bola energinya ke langit, dan...
"BOOM!"
Tembakan energi yang sangat dahsyat meluncur ke langit, disertai cahaya menyilaukan dan getaran hebat. Ihsan, Alim, dan Yusuf terpana.
"Jadi begitu teknik ofensif kalian... luar biasa sekali," ujar Yusuf yang matanya masih berbinar. Steve dan Lintang hanya mengangguk dan tersenyum.
Setelah mendapatkan pengetahuan tambahan itu, Ihsan segera menuliskan formulasi baru berdasarkan dua jurus yang baru saja mereka lihat.
"Jadi, kita akan membentuk jurus serangan yang lebih efektif dari ini, berdasarkan energi kita sendiri," ucap Ihsan penuh keyakinan.