Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #22

Essence

Tiga hari telah berlalu sejak Alim sembuh, dan saat ini bulan puasa telah dimulai, sementara kampus diliburkan selama empat puluh hari ke depan. Alim, yang kini memiliki pola tidur yang lebih baik, menjadi jauh lebih kuat dan mampu bersaing dengan Yusuf dalam beberapa pertandingan. Mereka bahkan mulai bersaing untuk menciptakan jurus baru terlebih dahulu. Di sisi lain, Ihsan terus mengasah kemampuannya sendiri. Dia tidak peduli jika teman-temannya sudah jauh lebih kuat; yang terpenting baginya adalah terus berkembang sambil membantu banyak orang dan merekrut orang-orang untuk mendukung bisnisnya.

Kota Mataram juga mengalami perubahan. Dalam tiga hari terakhir, kota ini seolah-olah telah dirombak. Banyak pedagang baru yang datang, disertai pertunjukan dari berbagai seniman, membuat Mataram menjadi lebih hidup dari biasanya. Setiap tahun, kerajaan mengadakan berbagai festival selama bulan puasa, tetapi tahun ini terasa berbeda. Festival kali ini lebih meriah, dengan banyak pelancong dan berbagai penyuluhan kesehatan serta promosi obat-obatan dari kerajaan. Meskipun ini adalah hal baru, semua orang tampak senang.

Sore itu, Shifa yang merasa kesepian mengundang kedua temannya ke keraton. Mereka berlatih bersama para abdi dalem sambil menunggu waktu berbuka puasa. Liburan kali ini, mereka tidak berencana pulang karena banyak festival di sekitar keraton. Setelah beberapa saat berlatih, matahari mulai terbenam, dan mereka bertiga duduk santai di depan taman keraton sambil menikmati kudapan.

"Eh, kalian sudah dengar kabar tentang Ihsan, Alim, dan Yusuf?" sapa Shifa yang baru sembuh tiga hari lalu.

"Oh, mereka sedang berlatih untuk membuat jurus baru, katanya mau mencari jurus yang cocok untuk mereka," timpal Sekar yang sedang ngemil sambil membuat peralatan tempur mekaniknya.

"Hmm, Saf, kau tidak pulang? Bukankah saudara kembarmu pulang?" tanya Shifa lagi.

"Hmm, tidak, aku lebih baik di sini berlatih. Lagipula, aku akan pulang saat hari raya," jawab Shafa yang sedang bermain dengan beberapa kucing di sana.

Keraton terasa sibuk, dengan para pengawal dan tabib istana yang bolak-balik membawa berbagai tanaman obat, suplemen, dan buah-buahan untuk festival dan penyuluhan yang akan datang.

Saat festival tiba, Ihsan berada di sana untuk mengawasi stand bisnisnya. Meskipun area ini sangat berbeda dari planet tempat tinggalnya, ini masih wilayah Mataram. Di sana, Ihsan menyaksikan banyak hal dan mulai terinspirasi untuk menciptakan produk yang bisa dikemas. Beberapa vimana yang terlihat asing memasuki kota itu.

"Hah, tidak biasanya vimana bisa bergabung dan memisah seperti itu," tanya Ihsan, tetapi dia bisa memakluminya karena itu adalah area keraton.

Ihsan juga melihat berbagai wahana aneh hari itu, seperti kadal, binatang berkantung, kalajengking, dan beberapa jenis ular yang tampak asing.

"Wahana yang unik, hmm, jarang-jarang aku melihat yang seperti itu," ucap Ihsan yang masih belum sepenuhnya memahami keadaan di sana.

Setelah beberapa pegawai tiba, Ihsan pun kembali berlatih.

Setelah beberapa saat berlatih, Ihsan segera menuju Alim dan Yusuf untuk berlatih bersama. Dia tidak lupa membuat beberapa atmasena untuk membantunya.

Lihat selengkapnya