“Hei Yusuf, kau sudah baca kabar terbaru!?” tanya Alim yang sedang membaca kabar dari gawainya.
“Iya, sudah. Pak Alex dapat penghargaan karena mendaftarkan katalog baru binatang tempur di subspesies lembu nandi,” kata Yusuf.
“Bukannya itu wahana Ihsan, ya?” Alim terlihat semakin penasaran.
“Ya, Alim. Di beritanya tertera juga nama Ihsan dan Kuncoro,” jelas Yusuf.
“Woaaah, iya, teman kita terkenal, hehehe. Eh, kalau boleh tahu, di mana Ihsan sekarang?” tanya Alim.
“Kayaknya masih di area perawatan Kuncoro deh, latihan rutin,” jawab Yusuf.
Tak lama setelah itu, sebuah vimana mendarat di halaman musala. Ketika pintunya terbuka, Ihsan muncul dengan sebuah senyuman.
“Hehe, latihan yang bagus,” ucap Ihsan sambil keluar dari vimananya.
“Oi Ihsan, kau masuk berita. Nih, Pak Alex dapat penghargaan karena berhasil mengkatalog lembu nandi ke subspesies hewan perang khusus,” kata Alim.
“Ooh itu, hehe. Baguslah, hitung-hitung bantu Pak Alex,” ucap Ihsan.
“Hmm, kamu nggak dapat royalti!?” tanya Yusuf.
“Seharusnya dapat sih, hehe,” kata Ihsan.
“Waah, kita kaya!” kata Yusuf.
“Hmmm, nggak gitu juga. Aku sama Pak Alex sepakat kalau lembu nandi tidak boleh digunakan secara luas karena terlalu berbahaya. Jadi kategorinya mutasi khusus yang cuma terjadi apabila lembu nandini lahir dengan mutasi genetik akibat sebuah fenomena khusus. Jadi, aku dan Pak Alex sepakat buat nggak ngambil uang royalti,” kata Ihsan.
“Laah, kok gitu sih, Ihsan,” komentar Yusuf sedikit kecewa.
“Hmmm, kalau itu seharusnya bukan masalah. Lagipula, udah dapat publikasi, dan warung kita mungkin akan lebih banyak pengunjung. Kayaknya, kalau begitu, uang yang kita dapat lebih berkah dari royalti,” jelas Ihsan.
Meski sedikit kecewa, mereka bertiga kembali optimis dan memutuskan untuk beristirahat hari itu.