"Akhirnya kita balik juga, huuuaaah," ucap Yusuf saat baru saja keluar dari vimana malam itu.
"Eh Ihsan, ngapain kamu beli buku itu? Catatan kerajaan kuno?" tanya Alim.
"Hmm, aku merasa ada yang janggal di teater kerajaan. Kurasa agak aneh kalau Kusuma dan Bhatara berteman dan berlatih sedari kecil. Toh, perdamaian mereka bisa membuat sebuah negara besar. Dugaanku, mereka hanya rival perang yang menjadi sahabat setelah damai," jelas Ihsan.
"Ya, itu memang sedikit aneh. Karena di negara tempatku lahir, Sahasradwipa katanya dibentuk atas perdamaian dua orang raja yang sangat kuat untuk membentuk satu wilayah. Maka dari itu aku sedikit terkejut selama teater kerajaan. Namun kurasa untuk sebuah pertunjukan itu cukup bagus, jadi aku tidak mempermasalahkannya," ucap Steve.
"Oi, itu penyelewengan sejarah namanya. Kita perlu untuk tahu sejarah asli dan menyebarkannya, karena cerita yang dituturkan warga dan cerita yang disuguhkan oleh teater kerajaan cukup berbeda. Ini juga bisa bikin orang salah persepsi saat membacanya," ucap Lintang.
"Iyadeh, Mas Lintang. Tapi emang rasanya agak sulit untuk menguak sejarah seratus tahun lalu. Apalagi beberapa dokumennya dirahasiakan oleh kerajaan," kata Alim.
"Hmm, sebenarnya aku juga merasa kalau menguak sejarah ini agak susah dan belum terlalu perlu bagi kita. Ditambah publikasinya pasti akan dipersulit oleh negara. Jadi aku pikir ini hanya untuk kegiatan selinganku saja selain berjualan dan berlatih, hehe," kata Ihsan.
"Cih, kukira mau serius, ternyata cuma buat mengisi waktu," kata Lintang yang sedikit kecewa.
"Sabar, Lintang. Aku tahu kalau kau juga ingin menguak beberapa hal agar tak banyak orang yang mengalami nasib yang sama dengan ayahmu. Tapi ini juga bukan tugas mudah. Memang lebih baik kalau dijadikan hobi saja," kata Steve dengan pasti.
Namun tiba-tiba.
"Aaaarrrgh!" suara Alim berteriak kesakitan.
"Oi, kau kenapa Alim?" tanya Yusuf.
"Kayaknya kutukanku aktif lagi. Hooeeek," ucap Alim sembari muntah-muntah.
"Hmm, iya sih. Kutukanmu akan menyerap tenaga kosmik. Kurasa radiasi kota Makara membuatnya sedikit melebihi kapasitas," ucap Lintang yang segera mendapatkan tatapan sinis dari Yusuf dan Steve karena dialah yang membawa Alim ke Makarapura.
"Kurasa ini memang sudah cukup sulit untuk dikendalikan. Tenaga alam yang diserap oleh tubuhku semenjak kejadian malam itu memang perlu dikendalikan," ucap Alim.
"Iya, itu benar. Kurasa kita perlu untuk meminta tolong pada orang yang lebih ahli," ucap Yusuf.
"Hmm, aku ada kenalan guru sih. Namanya Pak Tirta. Dia secara khusus berlatih teknik ruwatan dan penyegelan," ucap Ihsan.
"Hmm, dapat dari kontak pelanggan lagi!?" tanya Alim yang sedang terduduk karena lelah menahan rasa sakit.