Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #33

Bahasa yang sulit dipahami

Rumah Indra Savarni, aku pulang hehe," ucap Ihsan di depan gerbang Indra Savarni yang tenang.

"Hei Ihsan, lama gak ketemu hihihi," kata seseorang di belakangnya yang kedua tangannya tiba-tiba mengagetkan Ihsan yang sedang memandangi arca Nataraja di depannya.

"Hmmph, baru aja ketemu udah bikin kaget kamu, Shafa," ucap Ihsan sedikit kesal.

"Ummm gimana liburanmu?? Akuuu akuu saat liburan kemarin latihan ulang elemen apiku, hihi. Sekarang udah bisa api hitam, ini panas lho, konversi 100% jadi panas," cerita Shafa sembari memperlihatkan api hitamnya.

"Eeee, saat liburan aku bantu-bantu orang tua ngurus ladang sih sekalian latihan Atmasena," ucap Ihsan sembari sedikit menjauh dari api hitam Shafa yang begitu panas.

"Ihhh kok gitu, gak ngajak aku, kan bisa bantu," ucap Shafa.

"Rumah kita jauh tau, ibaratnya kau ke arah barat dari tempat ini dan aku ke timur, mana bisa," sahut Ihsan.

"Hiiihh, gak gitu maksudku. Emang bener kata teman-temanku, kau itu agak kurang pedulian, susah paham. Huummph," gumam Shafa yang terlihat kesal.

"Haaahhh!?, salahku opo mbaak!!?" tanya Ihsan yang kebingungan mendengar Shafa menggumam.

"Kasar!!" celetuk Shafa sambil berjalan pergi.

"Ei hei, kok jadi aku yang salah? Wei Shafa tunggu, kok gak jelas blas ini lho, hei," tanya Ihsan yang berusaha menyusul, namun Shafa berlari ke kelas dan Ihsan yang kebingungan pun hanya bisa berjalan sambil menggerutu karena percakapan yang sampai sekarang belum dia pahami maksudnya apa, arahnya ke mana dan gimana membalasnya.

Sesampainya di kelas dia masih kepikiran dengan apa kesalahannya tadi pagi.

"Eh Rio, ini kelas kita kok gak mulai-mulai sih?" tanya Ihsan yang ingin membuka pembicaraan.

"Heisssh jangan pura-pura gak tau, bro. Kan udah ada pemberitahuan kalau guru-guru akan menyambut siswa baru dulu, ya seperti kita tahun lalu. Nanti sekitar jam sepuluh kita baru mulai kelas," jawab Rio.

"Oh iya juga. Kenapa kita tidak ke sana buat lihat-lihat siswa baru? Barangkali ada yang perlu bantuan," ucap Ihsan penuh kebahagiaan.

"Mau ke mana Ihsan!?, gak ngajak lagi? Kami juga mau ke sana loh," tiba-tiba saja Shafa menyahut dengan sinis.

"Grrrrhhh anak itu kenapa sih kok aneh banget dari tadi," gerutu Ihsan yang kesal karena tidak memahami maksud Shafa.

"Boleeeh, kalian boleh ikutan. Masih dua jam lagi sebelum masuk," sambut Rio.

"Gitu dong Rio hehe, gak kayak sebelah yang dari tadi gak paham," ejek Shafa.

"Ei mana paham aku maksudmu. Aku harus apa mbak, grrrhh. Kalau gak jelas gitu mending jangan ngajak ngomong, aku rapaham, menengo ae," kata Ihsan dengan kesal.

"Iyadeeeh, maaf gajadi ikutan. Aku tinggalin aja, aku sendirian di kelas," sahut Shafa yang tiba-tiba sedih.

"Hah??, kok menangis? Hei maaf Shafa, hei," ucap Ihsan yang merasa bersalah karena Shafa yang mulai sedih.

"Hei Ihsan, ayo keluar dulu. Nggak baik kalau kita terus di sini," bujuk Rio yang mulai merasa tak enak karena percakapan Ihsan dan Shafa.

Lihat selengkapnya