Akhir semester telah tiba, dan kini saatnya Ihsan mempraktikkan skill barunya, yaitu memasak. Hari itu, Ihsan berjalan-jalan di pasar untuk mencari bahan makanan.
Selama masa latihannya, Ihsan berhasil menguasai banyak variabel baru dalam peningkatan kekuatannya: penguasaan olah energi melalui metabolisme seluler, pengendalian elemen baru yaitu api dan air, penguasaan lebih lanjut atas elemen angin, pembentukan Bholenath yang lebih terkontrol untuk membantu regenerasi energi, serta pembentukan Atmasena tanpa mantra ataupun mudra.
Ya, meskipun level energinya masih terhitung lemah dibandingkan teman-teman seangkatannya, baik dari segi jumlah maupun kualitas, kontrol energi Ihsan sangat baik dan presisi. Ditambah lagi, cara berpikir Ihsan yang tidak umum membuatnya sangat sulit diprediksi.
Ihsan selalu mencari pengaplikasian energi yang berbeda dari orang lain. Konsep pemikirannya yang visioner mendorongnya untuk mencari skill paling efektif, bukan hanya untuk pertempuran, tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari.
"Hmm, akhirnya dapat juga sayuran dan bumbu. Tapi aku ingin sentuhan yang berbeda untuk dagingnya. Hmm, nampaknya aku mau daging binatang kutub deh. Mereka kaya lemak yang enak," ucap Ihsan sembari terbang cepat menuju kutub di dekat rumah Lintang.
"Heeeiii, Mas Lintang! Ahahaha, kebetulan banget ketemu. Lagi berlatih ya?" ucap Ihsan basa-basi.
"Iya, begitulah. Mau ngapain ke sini, Ihsan? Ikutan latihan juga kah?" tanya Lintang.
"Oh, nggak, Mas. Aku lagi nyari binatang kutub untuk dimasak," ucap Ihsan.
"Mau pesta, kah? Apakah aku boleh ikutan?" tanya Lintang, tertarik dengan rencana Ihsan.
"Boleh, tuh, Mas. Ada paus nggak, Mas?" tanya Ihsan.
"Hmm, nggak banyak sih. Yang besar-besar lagi migrasi ke tempat yang lebih hangat. Tapi kalau yang tinggal, ada juga sih. Di area pinggir situ ada gerombolan paus putih, ukurannya lumayan. Cocok untuk berpesta," kata Lintang sembari menunjukkan tempat di mana es tidak terlalu tebal.
"Wah, boleh tuh. Makasih, Mas Lintang. Aku berangkat dulu, lanjut latihan aja, Mas," kata Ihsan yang langsung menuju tempat yang ditunjukkan Lintang.
Sementara itu, Lintang hanya melambaikan tangannya lalu kembali melanjutkan latihannya.
...
Sesampainya di tempat yang ditunjukkan oleh Lintang, Ihsan segera mengaktifkan elemen apinya untuk menghangatkan diri dan sel-selnya. Berkat modifikasi metode pengolahan energi di dalam selnya, Ihsan bisa mengakses banyak teknik yang tidak terlalu memakan energi dalam jangka panjang. Dengan itu, ia dapat menghangatkan tubuhnya dengan baik dan bertahan di cuaca dingin bahkan tanpa banyak memakai pakaian. Ia memanfaatkan kemampuan ini untuk masuk ke perairan kutub yang membeku, memburu targetnya: paus putih.
Dengan teratur, Ihsan membentuk gelembung udara menggunakan elemen anginnya, menjadi semacam helm untuk bernapas dan melihat di dalam air. Lalu, ia mengaktifkan elemen air untuk berenang cepat menembus kedalaman di bawah benua es yang dingin. Ia mencari paus putih yang biasanya berada di bawah es tipis agar mudah memecah permukaan untuk bernapas, karena mamalia laut tetap harus berenang ke atas untuk mengambil udara.