Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #51

Archer

Liburan telah usai, Ihsan, Alim, dan Yusuf sedang mengantar anak-anak baru yang sebelumnya didaftarkan Ihsan, mengingat mereka juga anak-anak dari tetangga Ihsan dan Alim.

"Eh cak, Suf, gimana nih? Kayaknya kita perlu memperluas wilayah bisnis kita," ucap Ihsan sambil minum kopi di bazar dekat tempat pelantikan.

"Hmmm, bukannya bisnis kita udah lumayan berkembang di area Kampung Kincir dan daerah sekitarnya," ucap Yusuf.

"Iya sih, Suf, tapi mungkin maksud Ihsan tuh bikin cabang di daerah yang agak jauh, Keraton mungkin," ujar Alim.

"Hmmm, kurasa bukan itu deh maksudku," jawab Ihsan.

"Lah, gimana kalau itu bukan maksudmu? Kukira kau mau belajar memasak itu untuk memperluas bisnis ke daerah elite," kata Yusuf.

"Lalu gimana, Ihsan? Mau memperluas jangkauan bisnis dengan cara apa?" tanya Alim.

"Hmmm, gimana kalau kita bikin versi instan dari produk yang sudah ada? Mie instan kelihatannya cukup laku," ucap Ihsan.

"Hmm, idemu nih... kita belum nemu metode pemasarannya," ujar Alim.

"Ehehehe, aku kayaknya bakal minta tolong Shafa buat promosi," kata Ihsan.

"Eh, akhirnya minta tolong Shafa juga," ucap Alim.

"Apa dia sudah peka pada perasaan Shafa?" pikir Alim.

"Eh, dia sudah agak peka kah?" bisik Yusuf.

"Ahaha, produk kita bakal banyak yang ngelirik kalau yang promosi Shafa. Udah banyak iklan kan dia," ucap Ihsan dengan senang.

"Hhh, lupakan. Kurasa dia nggak akan peka dalam waktu dekat," bisik Yusuf.

"Sudah kuduga dia cuma menganggap Shafa seorang teman seperti kita, bukan calon pasangan potensial," bisik Alim.

...

Waktu sambutan berlalu dan kini saatnya kelas memanah. Ihsan mulai mengikat busurnya bersama teman-temannya.

"Jadi kelas kali ini memanah ya, hmm aku bisa sedikit pamer skillku ke Shafa nih," ucap Rio pada Ihsan dengan percaya diri.

"Owh, dirimu suka menggunakan busur dan panah juga, Rio? Baguslah. Eh, nama busurmu apa?" tanya Ihsan.

"Hah, nama!? Ngapain juga busur dinamain," sela Rio.

"Ehmm, gak terlalu perlu sih, cuman kalau mau lebih semangat berlatih bisa kau kasih nama. Kalau punyaku, Pinaka," ucap Ihsan.

"Owww begitu... baiklah, karena aku memang jago memanah, aku namai busurku... eeee Vidya," ucap Rio sambil mendentingkan senar busurnya yang kuat, sementara Ihsan menyorakinya.

Lihat selengkapnya