Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #52

Kailash

Sebulan kemudian, produk makanan instan Ihsan sudah selesai digarap. Ihsan segera mengabari Shafa untuk bersiap di akhir pekan nanti membuat promosi.

"Akhirnya dia membutuhkanku lagi," gumam Shafa dengan senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Seneng banget, mbak," ucap Rafi tiba-tiba.

"Aaahh, grrrhh! Bisa kau berhenti panggil aku mbak? Astaga, ngagetin terus," bentak Shafa.

"Hmmm, kuenya udah jadi. Ayo makan dulu, teman-temanmu menunggu," ucap Rafi sambil mengantar saudarinya itu ke ruang makan, di mana Shifa dan Sekar sudah menunggu.

"Hmmm, kalian pandai sekali masak, Shafa, Rafi," puji Sekar.

"Terima kasih, Nona Sekar," ucap Rafi.

"Ini sudah hampir seenak masakan koki kerajaan, padahal dari bahan-bahan sederhana," ucap Shifa.

"Sebenarnya karena sederhana itu masakan bisa jadi enak," balas Rafi.

"Oooh, begitu ya. Baguslah, aku juga akan belajar lagi memasak," ucap Shifa.

"Eh Shaf, kau kenapa kok dari tadi senyum-senyum sendiri? Shaaafaaa, halooo," sapa Sekar.

"Ei mbak, aduuuh kumat halu," bisik Rafi sambil menyenggol saudarinya itu.

"Cih, kau ini kebiasaan ngganggu orang lagi bahagia, Rafi," ucap Shafa yang segera menuju meja makan untuk menikmati hidangan bersama teman-temannya.

"Heiiissshh, halusinasinya sudah terlalu parah," pikir Rafi.

"Eh, akhir pekan ini aku ada acara ke warung Ihsan buat bikin video promosi produk makanan instan. Kalian mau ikutan!?" tanya Shafa.

"Pantesan cengar-cengir dari tadi," pikir Sekar.

"Warung Me I Am kan maksudmu? Itu bukan warung Ihsan doang, Shafa, hihihihi," ucap Shifa.

"Hiiih, tau! Tapi yang ngajak aku bikin iklan kan dia," elak Shafa.

"Hhhh, udah gak tertolong," pikir Shifa.

"Aku mau ikutan dong, Shafa. Hmm, bisa jadi ini bisa membantu orang-orang di Mataram untuk jadi lebih makmur," ucap Shifa.

"Heiisssh, aku bolehlah ikut. Aku dengar di area kampung Kincir teknologinya sudah berkembang jauh dan juga seluruh orang di area desanya sudah terpengaruh. Ini bisa jadi kesempatanku untuk menambahkan fitur baru berdasarkan perkembangan yang ada di kampung Kincir yang unik," ucap Sekar.

"Baguslah, Sekar. Ini akan jadi jalan-jalan yang cukup bermanfaat," ucap Shifa sembari menghabiskan makanannya.

...

Akhir pekan telah tiba. Shafa, Shifa, dan Sekar bersiap menuju kampung Kincir hari itu setelah Shafa membangunkan mereka.

Sementara itu, di kampung Kincir, Ihsan sedang mengadakan pertemuan dengan orang-orang yang akan ikut dalam produksi makanan instan pertama mereka. Di antara yang hadir adalah Ihsan, Alim, dan Yusuf sebagai pendiri Me I Am; Anas yang bertanggung jawab atas bidang produksi; Lina yang mengurus pencatatan; dan Fio yang mengelola keuangan, serta beberapa petinggi perusahaan Me I Am lainnya.

Mereka berkumpul cukup pagi sambil menunggu kedatangan Shafa, yang menjadi promotor utama. Steve dan Lintang juga ikut hari itu sebagai bagian dari grup usaha mereka, bersama dengan beberapa pengusaha setempat yang tergabung dalam satu grup usaha besar yang Ihsan dan kawan-kawan namakan Kailash Group.

Beberapa waktu setelah itu Shafa dan kedua temannya tiba di tempat pertemuan, di mana mereka disambut oleh para karyawan keamanan kepercayaan Ihsan. Mereka terlihat sangat kagum melihat ketiga perempuan yang sangat cantik itu, bahkan salah satunya adalah seorang tuan putri kerajaan Mataram, dan mereka datang ke sini untuk memenuhi panggilan Ihsan. Sedikit yang mereka tahu bahwa Ihsan hanya mengajak Shafa saja selaku teman, namun karena tadi pagi Shafa menelpon akan mengajak Shifa dan Sekar, Ihsan langsung setuju dan berterima kasih pada Shafa karena hal itu.

Lihat selengkapnya