Seminggu setelah pengambilan video iklan makanan instan Me I Am dirilis, Ihsan, Alim, dan Yusuf terlihat berlatih bersama menembakkan berbagai macam astra.
"Oi Ihsan, produk kita belum banyak yang terjual, masih stagnan di angka seribu kemasan sehari," keluh Yusuf.
"Sabar, Suf. Baru seminggu, kita perlu nunggu agak lama," jawab Alim.
"Meski begitu rasanya masih belum seimbang. Per seribu kemasan itu kita cuma dapat keuntungan bersih sekitar sepuluh gram perak, atau sekitar satu gram emas. Sedangkan kemarin kita bayar beberapa koin emas per hari saat iklan tayang. Kan mending aku bikin emas itu jadi bahan senjata, agak rugi rasanya konduktor sebagus itu kita kasih cuma-cuma," ujar Yusuf.
"Hmm, iya juga sih. Eh, Ihsan, kenapa menurutmu produk kita kurang banyak pembeli? Ada yang salah, kah?" tanya Alim.
"Eh, itu ya… eeee… sebenarnya kita masih baru bisa produksi seribu kemasan per hari. Alat produksinya baru satu, sebagian besar lagi masih pengiriman, ehehehe," ucap Ihsan.
"Apaaaa!!!" teriak Alim dan Yusuf bersamaan.
"Jadi selama ini kau belum siap-siap buat produksi dalam jumlah besar?" tanya Alim.
"Maaf, cak… eee… kupikir ini bagus. Ya, dikit-dikit bantu teman lah," ucap Ihsan.
"Ihsan, jadi selama ini kita bukannya tidak laku, huh? Jadi selama ini kita memang cuma bisa produksi seribu kemasan?" tanya Yusuf.
"Iya… eee… nggak apa-apa, kan?" tanya Ihsan.
"Sini kau, Ihsan. Hmm, jadi selama ini kau mengajak Shafa, Shifa, dan Sekar buat iklan karena ide spontanmu aja?" tanya Alim sambil merangkul bahu Ihsan dengan kesal.
"Kau tau kan kita seharusnya cuma membayar Shafa, tapi kau izinkan yang lain buat ikutan?" tanya Yusuf yang merangkul bahu Ihsan dari sisi lainnya.
"Uhmmm, iya, begitulah. Bagus kan kalau begitu?" ucap Ihsan.
"Kalau kita sudah produksi banyak, baru kita bisa bayar mereka berkeping-keping koin emas. Ini rugi!" teriak keduanya di telinga Ihsan sampai membuatnya pusing.
"Hhh, setidaknya mereka teman sendiri, jadi nggak apa-apa lah. Tapi jangan diulangi lain waktu, Ihsan. Kalau kita belum bisa stok banyak, jangan keluar dana terlalu banyak, nanti rugi. Kupikir satu alat itu bisa menutup produksi, ternyata belum juga," ucap Alim.
"Ya sudahlah, setidaknya penjualan kita dari outlet masih bisa menutup bayaran gadis-gadis itu. Jadi gimana? Kapan alatnya dikirim?" tanya Yusuf.
"Hmm, ini sudah enam hari semenjak iklan tayang, berarti besok bakal dikirim seratus sih, dan itu akan dioperasikan di pabrik yang sekarang masih kosong," jawab Ihsan.
"Hhh, ya sudahlah. Kita lanjut latihan aja. Eh, mau lihat astra terbaruku, nggak?" ajak Alim sambil mengangkat busurnya dan mengisinya dengan mantra dan energi.
"Hmm, menarik. Astra apa itu?" tanya Yusuf.
"Ini varunastra," ucap Alim sambil melepaskan tembakan ke langit yang langsung membuat hujan deras.
"Wooaaah, bisa begini ya. Kemarin agneyastramu juga cukup bagus," puji Ihsan.
"Ini hanya satu metode aplikasinya. Busurku juga sudah agak mengalami peningkatan efek dan kualitas semenjak latihan astra," ucap Alim.
"Hehe, aku juga ada astra baru," ujar Yusuf sambil menembakkan sebuah peluru yang ia isi mantra.