Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #54

Eternal Winter

Beberapa hari setelah produksi makanan instan berjalan lancar, penghasilan Ihsan, Alim, dan Yusuf meningkat cukup drastis. Kali ini, wilayah persebaran barang dagangan mereka meluas signifikan dibandingkan sebelumnya. Rupanya, selama ini banyak warga yang ingin makan mie namun tak sempat pergi ke warung terdekat, sehingga mereka lebih memilih mengambil stok dalam jumlah banyak untuk dimakan di rumah masing-masing.

Hari itu, Ihsan dan Alim sedang berburu di sebuah planet beku untuk melatih adaptasi mereka terhadap berbagai kondisi ekstrem.

Fwip! Beberapa anak panah melesat dari pinaka yang digunakan Ihsan, menjatuhkan beberapa ekor bebek putih sebagai persediaan makan sebelum mereka memburu target utama: seekor bangau salju. Burung ini mampu menghasilkan hawa dingin luar biasa, dan populasinya yang besar dapat membekukan seluruh planet, memaksa ekosistem setempat untuk beradaptasi.

Alim menyalakan api di tangannya untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Eh, Cak, kita kan sedang berburu bangau salju. Menurutmu, kapan kita harus berhenti?" tanya Ihsan.

"Entahlah. Kalau aku sih maunya kubabat habis. Di planet ini mereka spesies invasif yang sangat merusak. Tapi kalau kau punya ide lain, silakan," jawab Alim.

"Dagingnya enak nggak, Cak?" tanya Ihsan lagi.

"Ya seperti daging burung pada umumnya, cuma yang ini sedikit lebih gurih. Ukurannya lumayan untuk memberi makan beberapa rumah," jelas Alim.

"Sedikit lebih gurih, ya? Hmm, kita bisa tangkap untuk menu warung," ucap Ihsan.

"Ide bagus, cuma berburu ini susah, jadi harganya pasti tinggi. Sedangkan kita belum punya restoran," balas Alim.

"Kita coba makan dulu. Kalau enak, baru dijual," kata Ihsan sambil mengokang busurnya ke depan.

Alim berada di belakang, melindungi punggungnya. Tiba-tiba, dari arah gunung terdengar pekikan ribuan bangau salju. Hawa dingin langsung menyeruak, membuat mereka menggigil.

"Besar juga mereka, Cak," kata Ihsan.

"Pantas saja harganya tinggi di pasar. Bahkan untuk ukuran hewan buruan, mereka besar," ujar Alim sambil menyiapkan sharanga-nya.

Ia menembakkan agneyastra, menguapkan es dan membuat kawanan itu panik. Mereka berdua langsung melesat mengejar.

Lihat selengkapnya