Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #58

Penemuan

"Sebulan lagi ya... kita akan mulai mempelajari cakra ajna. Kukira semuanya memang tak semudah yang ada di rencananya,” gumam Alim sambil duduk di atas bunga teratai di kolam latihan bersama garuda miliknya.

“Oi, Alim! Ngapain kau di kolam begitu? Ayo bersiaplah, kita akan ke rumah Tamasa hari ini cari pritvitaka,” seru Yusuf yang baru datang.

“Mau buat apa lagi, Suf, sampai nyari pritvitaka? Kayaknya sibuk banget,” tanya Alim.

“Haha, tak sesibuk kultivator sepertimu. Lihat tuh, sudah berapa varietas baru yang kau bentuk,” jawab Yusuf.

“Itu kan dari seleksi, mutasi alami saja. Sebenarnya aku cuma menyeleksi bibit unggul saja, entah itu tanaman, ternak, jamur, atau mikroorganisme, sama saja,” sahut Alim.

“Yasudah, itu juga sudah bagus. Jadi, kita berangkat ke rumah Tamasa, tidak?” tanya Yusuf.

“Okelah, ayo,” jawab Alim sambil berdiri, lalu mereka berangkat menuju rumah Tamasa dengan menaiki garuda bersama.

...

Sesampainya di rumah Tamasa mereka mencari barang yang mereka inginkan, pritvitaka, sebuah logam yang bisa bereaksi dengan energi yang dialirkan padanya menjadikannya material yang sangat cocok untuk membuat senjata dan merupakan salah satu material paling langka di alam semesta.

“Ei Yusuf kau yakin ada pritvitaka di sini? Setahuku tak ada orang berjualan pritvitaka di sini,” tanya Alim.

“Kau lihat itu baru buka, aku sudah menguji keasliannya bersama Mas Steve dan akurat itu memang pritvitaka yang langka,” ucap Yusuf.

Alim mengangguk dan ikut masuk ke toko suplier material itu untuk membeli pritvitaka.

“Halo Pak Karim, gimana kabarmu,” sapa Yusuf.

“Eh kau datang juga Yusuf, kukira tidak jadi belinya, aku sudah siapkan beberapa biji pritvitaka yang bisa kudapatkan dari pedagang Panditanagara, mahal banget sih, tapi kayaknya sesuai harga deh, nih barangnya, mau berapa kau kasih aku,” ucap Pak Karim sambil mengeluarkan tiga biji pritvitaka yang sangat langka.

“Woaah inikah pritvitaka, logam khusus yang hanya terbentuk dari inti planet, aku merasakannya kualitas barang ini tidak ada tandingannya,” pikir Yusuf yang masih terpukau.

“Hahaha tidak bisa berkata-kata ya Yusuf, memang ini pritvitaka, salah satu dari delapan macam logam paling berharga,” ucap Pak Karim.

“Jadi berapa harganya,” tanya Alim.

“Per gramnya seratus kilogram emas,” ucap Pak Karim.

“Hah, mahal sekali, memangnya barangnya sebagus itu, bukannya ini lebih mahal dari harga baterai kontinu,” pikir Alim.

“Saya beli sepuluh kilogram,” ucap Yusuf tanpa pikir panjang.

“Woi Yusuf katamu cuma butuh sedikit, yang benar saja,” bentak Alim.

“Tidak ada Yusuf, sepuluh kilogram itu mau kau bikin apa, aku juga tidak sanggup beli sebanyak itu, perizinannya susah,” ucap Pak Karim.

“Mampus, untung saja tidak ada, ngomongnya empat gram cukup, sekarang beli sepuluh kilo dasar maniak material unik,” gerutu Alim.

“Eh tidak ada ya, jadinya ada berapa,” tanya Yusuf.

“Ya empat biji yang ada di depanmu itu, mau beli tidak,” tanya Pak Karim.

“Eh kemarin hari bukannya ada sebelas,” tanya Yusuf.

“Tujuh biji yang lain sudah laku, eh enam sih sebiji kupakai sendiri,” ucap Pak Karim.

“Yasudahlah, aku beli sisanya ini, tolong dikemas ya Pak Karim,” ucap Yusuf.

“Si aneh, kenapa dibeli semua, satu saja cukup,” pikir Alim.

Setelah transaksi itu mereka keluar menenteng tas berisi empat biji pritvitaka yang langka lalu segera menaiki garuda untuk pulang ke musholla mereka.

...

Lihat selengkapnya