Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #63

Resonansi

Siang itu, Yusuf, Ihsan, dan Alim sedang berlatih menggunakan cakra ajna.

“Kukira bakal perlu netra untuk melihat dengan lebih detail,” ucap Yusuf sambil memperhatikan struktur daun.

“Memang sebenarnya tidak perlu, tapi peningkatan kekuatan yang diberikan bisa membuat kita jauh lebih kuat lagi,” balas Alim sambil menunjukkan matanya yang mulai bersinar merah karena naranetra.

“Hmm… gimana rasanya pemakaian naranetra, Cak?” tanya Ihsan.

“Aku merasa energiku jadi jauh lebih banyak daripada sebelumnya, terutama saat aktivasinya,” jawab Alim.

“Jadi begitu ya rasanya. Eh, tapi apa lebih bagus dari inti hiranyagarbha milikku?” tanya Yusuf.

“Hmm… nggak terlalu bisa dibandingkan, sih. Inti hiranyagarbha itu alat tempur yang bisa diproduksi dan diperkuat sesuka pengguna, sedangkan naranetra adalah perubahan pengolahan energi khusus yang berdampak pada perubahan mata. Kalau untuk khalayak umum, kayaknya teknologi seperti lingga yoni, padmanabha, atau hiranyagarbha bakal jauh lebih bagus. Tapi kalau untuk perorangan, peningkatan kemampuan seperti netra akan lebih unggul,” jelas Alim.

“Hmm… kukira jurus yang teknikal juga merupakan peningkatan individual yang sangat bagus, seperti kundalini mahamantra atau vidhata yang bisa diaktifkan dengan cepat,” ucap Yusuf.

“Hmm… apapun opsinya, pada akhirnya itu akan tergantung penggunanya juga, sih,” ujar Ihsan sambil melihat tangannya yang masih terasa sakit karena penggunaan maheswarastra berlebihan. Untungnya, Ihsan sempat menerapkan sistem penyembuhan luka pada tubuhnya sehingga rasa sakit itu bisa diatasi.

“Tanganmu sudah sembuh, Ihsan?” tanya Yusuf.

“Sudah, Suf. Ini aku mau latihan lagi,” jawab Ihsan sambil memegang pinaka miliknya. Namun, tiba-tiba darah mengalir dari hidungnya dan ia terjatuh ke tanah.

"Ooi Ihsan, kau baik-baik saja?" tanya Alim sambil langsung menangkap tubuh Ihsan.

"Aku kayaknya terlalu sering mencoba maheswarastra. Kukira sistem penyembuhannya sudah cukup, ternyata belum juga," kata Ihsan yang dari hidungnya masih mengalir darah.

"Ihsan, kenapa tidak mencoba melatih ulang teknik seperti bholenath saja? Bukannya teknik itu sangat bagus? Aku saja juga lebih fokus pada teknik vidhata dan kundalini mahamantra milikku. Hmm, kini sudah mencapai tingkat dua sih," ucap Yusuf.

"Tenang saja, Suf, aku juga sudah melatihnya," balas Ihsan sambil mengelap darah dari hidungnya. Ia kemudian mulai mengalirkan pompa energi angin untuk mempercepat pembuatan partikel udara dalam tubuhnya demi menyembuhkan tubuhnya.

Setelah itu, ketiganya kembali berlatih. Kali ini mereka ingin mencoba modifikasi bentuk tubuh yang baru bisa mereka akses setelah berhasil mengamati detail bentuk tubuh mereka dengan menggunakan cakra ajna.

Di lapangan latihan Ihsan, Alim dan Yusuf mulai memfokuskan energi mereka. Ihsan, dengan kendali atas energi miliknya yang sangat halus, bisa dengan mudah mengakses modifikasi bentuk tubuh. Ia segera memanifestasikan mata ketiga di dahinya, namun sayangnya fungsi tubuhnya sedang rusak karena penggunaan maheswarastra dan sedang dalam perbaikan. Ia juga memerlukan energi tambahan untuk membentuk sistem penyembuhan luka yang ia buat, sehingga penambahan fungsi mata ketiga sangat membebani otaknya. Akibatnya, ia kembali mimisan dan mulai menutup fungsi mata ketiganya sambil berlutut kelelahan.

"Ihsan, kau istirahat dulu sejenak, kau sudah menggunakan terlalu banyak atmasena untuk bekerja dan juga terlalu banyak melepaskan maheswarastra yang masih dalam pengembangan hari ini," ucap Alim.

"Heheehh, baiklah, tapi aku di sini saja buat melihat kalian menggunakan modifikasi tubuh kalian," jawab Ihsan.

Lihat selengkapnya