Shangkara

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #71

Heavenly Demon

"Hhh, sudah tiga tahun aku di sini tapi belum juga menjadi seorang rathi," gumam Shafa di depan patung Nataraja sebelum melangkah masuk ke ruang kelas, tempat mereka akan mempelajari titik cakra terakhir.

"Apa yang sedang kau lakukan, Ihsan? Kudengar kau sudah menjadikan Kampung Kincir dan wilayah sekitarnya sebagai pusat perdagangan baru di Mataram, selain wilayah keraton. Jika kau mau, mungkin kau sudah bisa membangun istana. Tapi kau tidak pernah melakukannya, kau masih memilih tinggal di musholla tempat pertama kali kau tiba di sini. Apa sebenarnya yang membuatmu begitu menakjubkan? Apa yang mendorongmu memberi begitu banyak pada dunia tanpa meminta balasan sepeser pun?" pikir Shafa, melangkah gontai menyusuri lorong menuju ruang kelas.

Di sana, Ihsan sudah menunggu. Sendirian, dalam hening, namun tetap dengan senyum bahagia yang selalu ia bawa.

"Eh Shafa, halo, gimana kabarmu," sapa Ihsan sambil melambaikan tangan. Namun Shafa hanya diam, termenung melihat Ihsan yang selalu datang begitu pagi ke kelas.

"Hei Shafa, haloo, kok diam sih," sapa Ihsan sekali lagi.

"Eh, hai Ihsan, maaf aku lagi banyak pikiran. Aku sehat kok. Kabarmu gimana?" balas Shafa sembari menarik kursi dan duduk.

"Kabarku baik kok, hehehe. Senang bisa jadi temanmu. Eh, guru kita kali ini siapa ya?" tanya Ihsan.

"Guru kita? Hmm, namanya Ibu Rina, seorang komandan pasukan Vishkanya sekaligus praktisi tantra. Kalau kamu mau tahu lebih lanjut, dia juga seorang permaisuri Sahasradwipa di zaman pemerintahan Maharaja Faisal. Beliau yang akan mengajar di kelas kita kali ini," ucap Shafa.

"Woaah, tantra ya? Itu hal yang ingin kupelajari. Baguslah, aku cukup penasaran dengan siapa Bu Rina ini," ucap Ihsan.

"Kau akan segera melihatnya. Kalau kau balik badanmu, itu Bu Rina," ucap Shafa.

"Oooh, ada fotonya ya? Sebentar aku mau lihat," ucap Ihsan sambil membalikkan badan. Namun yang ia dapati bukanlah foto, melainkan seorang perempuan yang sangat cantik sedang tersenyum ke arahnya.

"Jadi namamu Ihsan ya, perkenalkan nama saya Rina," ucap wanita itu.

"Hai Bu, saya Ihsan. Eee... anda Bu Rina yang akan mengajar kami Sahasrara bukan?" tanya Ihsan.

"Tepat sekali. Kamu nampaknya cukup bersemangat ya, Ihsan. Saya ke depan dulu ya sambil menunggu waktu masuk," ucap Rina.

"Siap Bu. Eh Shafa, kupikir kau mau menunjukkan foto. Kenapa tidak bilang Bu Rina sudah ada di sini," ucap Ihsan.

"Eh, aku gak bilang ada fotonya lho," ucap Shafa.

"Hmmmmh," suara Ihsan kesal. Saat itu, teman-teman kelas mereka mulai masuk. Begitu melihat Bu Rina sebagai guru, mereka langsung bergegas mengambil tempat duduk.

"Woi Ihsan, ngapain ada komandan pasukan Vishkanya di sini," tanya Rio sambil duduk di samping Ihsan.

"Eh, kenapa memangnya? Bukannya itu bagus," ucap Ihsan.

"Yang benar aja, Ihsan. Kita mau mempelajari cara berkomunikasi dengan Tuhan, bukan dikirim bertemu Tuhan," ucap Eda dengan wajah ngeri.

"Kalau kau gak tau, ya Ihsan, Vishkanya itu kelompok tempur khusus wanita yang bertugas melakukan penyusupan, spionase, dan pembunuhan cepat. Bu Rina ini bahkan pernah dikenal sebagai Nona Merah karena caranya menghabisi musuh yang sadis," ucap Eru.

Lihat selengkapnya